Barangkali karena kondisi kepulauan dan kita itu karakternya beraneka,Jakarta (ANTARA) - Festival Anak Bangsa yang diselenggarakan untuk memeringati Hari Anak Universal memberi pesan kepada seluruh anak Indonesia untuk bertanggung jawab, bersemangat dan meraih kesempatan seluas-luasnya untuk belajar.
"Pesan kami adalah pantang menyerah dan raihlah kesempatan untuk belajar di mana saja," kata Ketua Pelaksana Festival Anak Bangsa Oetari Noor Permadi di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu.
Ketua pelaksana yang juga merupakan ketua Yayasan peduli pendidikan dan kebudayaan Mekar Pribadi itu mengemukakan anak Indonesia pada dasarnya memiliki banyak sekali kesempatan, tetapi juga banyak yang dalam keadaan kekurangan dan masih ada yang belum dapat mengakses pendidikan.
"Barangkali karena kondisi kepulauan dan kita itu karakternya beraneka," ujarnya.
Baca juga: Semangat anak Indonesia jadi pesan pergelaran "wayang wong" pada FAB
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah perlu memikirkan jenis pendidikan yang paling cocok untuk tiap-tiap daerah.
"Sehingga tidak harus menunggu sampai misalnya kekurangan guru atau kekurangan bahan ajar," tambahnya.
Alam, menurutnya dapat dijadikan sebagai laboratorium untuk belajar.
"Misalnya di Papua yang tidak bisa dengan mudah mendapatkan mikroskop. Tetapi kalau guru atau tetua adat di situ ada yang muda-muda bisa diajari untuk menjadi pendidik, itu juga sama," jelasnya.
Baca juga: Koalisi LSM serukan penghentian kekerasan pada anak di sekolah
Melalui pertunjukan wayang wong yang berkisah tentang Hanoman dalam rangkaian Festival Anak Bangsa, anak-anak diajak untuk bersemangat, bertanggung jawab dan meraih kesempatan seluas-luasnya di mana saja.
"Jadi intinya adalah sama seperti semangatnya Hanoman, pantang menyerah. Kita cari jalan. Berbagai jalan dengan berbagai kreativitas agar seluruh anak Indonesia tidak ada satupun yang tertinggal dalam mendapat pendidikan yang terbaik," terangnya.
Baca juga: Empat anak usaha Pupuk Indonesia boyong penghargaan di SNI Award 2019
Pewarta: Katriana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019