Surabaya (ANTARA) - Mantan Juru Bicara Prabowo-Sandi di Pilpres 2019, dr. Gamal Albinsaid menyatakan kesiapannya maju sebagai bakal calon wali kota pada Pilkada Surabaya 2020 melalui jalur partai politik (parpol).
"Saya logis dan rasional. Memang komunikasi politik dengan parpol terbuka. Saya sudah komunikasi dengan Golkar, Demokrat, Gerindra baik di level DPD, DPW dan DPP," kata Gamal di acara Cangkruk Bareng yang digelar di Rest Area Wibi Kaliasin, Kota Surabaya, Jatim, Minggu.
Baca juga: Gamal Albinsaid masuk BPN Prabowo-Sandiaga
Baca juga: BPN: Prabowo-Sandiaga punya solusi jitu atasi defisit BPJS
Baca juga: Kota Malang miliki ojek kesehatan "InMed"
Menurut dia, pihaknya santai menyikapi semua itu selama nantinya betul-betul dipercaya oleh parpol untuk maju di Pilkada Jatim.
"Saya yakin partai akan melihat kapasitas saya, track record saya. Apa saya orang berintegritas atau tidak? Apa saya sudah punya karya atau tidak, punya kontribusi atau tidak?. Bagi saya itu akan menjadi rujukan mereka untuk bisa menilai apakah saya ini orang yang layak. Kalaupun tidak, saya melanjutkan kehidupan saya seperti biasanya jadi saya nothing to lose (tidak rugi)," katanya.
Saat ditanya apakah nantinya akan menggunakan jalur independen jika tidak dapat rekomendasi dari parpol? Gamal menegaskan pihaknya tidak akan mengambil jalur perseorangan.
Sampai sejauh ini, Gamal mengatakan sudah banyak orang memintanya maju lewat jalur independen. Bahkan, lanjut dia, sudah ada relawan yang mengatasnamakan GAS dan GAKITA sudah mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat maju jalur perseorangan.
Tapi bagi Gamal, kolaborasi dengan parpol itu hal yang esensial untuk memberikan warna baru bagi dirinya di usia 30 tahun ini, salah satunya bisa memberikan perubahan konsep berpolitik.
"Saya ingin membuktikan kita bisa memperbaiki sistem pembiayaan politik dengan pendekatan kewirausahaan sosial yang sudah kami terapkan. Bagaimana kami berorientasi mengembangkan berbagai inovasi yang memberikan dampak terhadap masyarakat," ujar pria asal Malang ini.
Sementara itu, salah satu pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Kaliasin, Sunaryo di acara tersebut sempat curhat (curahan hati) kepada Gamal dengan mengaku was-was lapak dagangannya digusur.
"Seandainya jadi, selama ini kita ditakutkan aturan Perda. Kita ini beberapa kali mau digusur, kita dihantui seperti itu. Padahal ini satu-satunya mata pencaharian kita," katanya saat melontarkan pertanyaan kepada dr Gamal.
Meski demikian, Sunaryo memang sangat membutuhkan adanya relokasi. Hampir 100 pedagang juga merasakan hal yang sama, yaitu penggusuran. "Relokasi memang kita butuhkan. Hampir 100 pedagang disini sama perasaannya. Seandainya jadi, tolong perhatikan nasib kita. Jangan takut-takuti kami," katanya.
Dr Jamal sontak menjawab bahwa pihaknya mengidolakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia mengaku juga ingin membuat dampak bagi Kota Surabaya. "Bu Risma itu idola saya, beliau teladan bagi saya. Ketika teman-teman meminta maju, akhirnya kami buat program wirausaha di Surabaya dan mengembangkan aplikasi digital," katanya.
Disinggung terkait latar belakangnya yang kelahiran Malang, dokter lulusan Universitas Brawijaya ini memiliki jawaban tersendiri. Untuk diketahui, Surabaya dan Malang cukup terkenal dengan rivalitas yang mengakar di sektor olahraga sepak bola hingga ke suporter masing-masing.
"Meskipun lahir di Malang, saya besar di tiga kota, Jakarta, Surabaya, dan Malang. Tiga kota ini pula memiliki kesan mendalam bagi saya. Khusus Surabaya, bahkan saya menikah dengan istri saya di kota ini," kata Gamal.
Terkait program kerja yang akan Ia bawa, pria yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Rusia Vladimir Putin ini mengaku akan fokus kepada kalangan milenial. "Tentunya yang pertama adalah lapangan kerja dan itu bahkan sudah mulai saya kerjakan," kata pria berusia 30 tahun ini.
Ia juga berjanji akan membantu anak-anak muda Surabaya yang ingin terjun ke dunia wirausaha. Kendalanya selama ini, menurut Gamal, tidak memiliki modal yang cukup. Sesuai survei yang ada, dikatakan Gamal, 25,5 persen anak muda mengeluhkan minimnya lapangan pekerjaan. Dengan begitu, ia sudah memulai solusi itu dengan membuat pelatihan kerja.
"Konsep sudah kami gagas mengembangkan sebuah center membantu anak muda untuk dilatih. Membantu anak muda yang langsung dihubungkan ke perusahaan. Masalah anak muda sama, tidak punya modal. Saya berikan pinjaman ke mereka tanpa ada bunga sedikitpun. Ini akan menjadi program utama saya," ujarnya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019