Cirebon, (ANTARA News) - Enam tewas dalam kecelakaan minibus yang ditabrak Kereta Ekonomi Bengawan Tambahan Lebaran jurusan Jakarta-Solo di perlintasan tanpa pintu di Desa Bengkok, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, Minggu sore sekitar pukul 18.16 WIB. Lima dari korban tewas adalah para TKI yang berada di minibus, sementara satu korban tewas dan dua korban luka-luka merupakan penumpang kereta yang naik di atas lokomotif. Dua dari lima korban tewas di minibus diketahui bernama Rohayati (28), TKI asal Desa Gadingan dan Eli Idris (42) TKI dari Kecamatan Losarang, sementara tiga lainnya masih diidentifikasi karena tubuhnya hancur. Jenazah penumpang minibus dilarikan ke Rumah Sakit Zamzam Jatibarang. Sementara penumpang kereta yang tewas bernama Tasiman (35), warga Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dan dua korban luka-luka yaitu Prasetyo (24) warga Muko-Muko, Bengkulu dan seorang lagi yang kritis, belum diketahui identitasnya. Tiga penumpang kereta itu dilarikan ke RSUD Gunung Jati Cirebon setelah sebelumnya diturunkan di Stasiun Kejaksan, Kota Cirebon. Menurut Prasetyo yang melihat jelas kejadian, saat itu kendaraan minibus seperti ragu-ragu untuk melintas, tetapi setelah sampai di tengah rel justru tidak bisa bergerak sehingga langsung diterjang lokomotif di bagian tengah. "Minibus itu seperti hilang dan serpihan besi berterbangan, sebagian mengenai tiga penumpang yang ada di lokomotif, termasuk saya yang kena di punggung kanan dan bahu," katanya yang bermaksud ke rumah istrinya di Desa Kandang Gampang, Kabupaten Purbalingga. Ia menjelaskan, saat berangkat dari Stasiun Senen ada sekitar 20 orang yang berdiri di lokomotif karena semua tempat di gerbong penumpang sudah penuh. "Satu per satu kemudian turun di beberapa stasiun, jadi saat kejadian tabrakan hanya empat orang yang masih ada di lokomotif," katanya. Sementara Humas DAOP 3 Cirebon, Suhartono menjelaskan, kecelakaan itu terjadi di perlintasan tidak berpintu diantara Stasiun Kertasmaya dan Stasiun Arjawinangun. "Kami menyayangkan adanya korban dari penumpang yang tidak disiplin dengan naik di atas lokomotif, padahal di setiap stasiun selalu dilakukan penertiban tetapi sejumlah penumpang tetap membandel," katanya. Ia juga mengingatkan kepada pengendara untuk berhati-hati setiap melintasi perlintasan tanpa pintu karena kereta tidak mungkin melakukan pengereman mendadak. "Sebenarnya sudah ada tanda hati-hati awas kereta di perlintasan tanpa pintu tetapi peringatakan itu rupanya diabaikan pengemudi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008