Jakarta, (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Laut (AL) melakukan survei lokasi bagi delapan radar intai bantuan Amerika Serikat (AS) di Selat Makassar. Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kepada ANTARA di Jakarta, Minggu mengatakan pihaknya belum dapat memastikan di titik mana saja radar intai itu akan didirikan. "Yang jelas salah satu lokasinya adalah Tarakan, di Kalimantan Timur," katanya, menambahkan. Tarakan, lanjut Iskandar, menjadi salah satu lokasi strategis yang dipilih karena lokasinya yang langsung berbatasan dengan wilayah laut Indonesia dengan negara lain yakni negara Bagian Sabah-Malaysia Timur di sebelah utara. Karena lokasinya yang strategis itu, maka pembangunan delapan radar intai bantuan AS akan dimulai dari Tarakan dan secara bertahap akan dibangun di titik lain. "Untuk lokasi lain, masih kita survei. Yang jelas, Tarakan akan kita dahulukan mungkin awal 2009 sudah mulai pembangunannya," kata Iskandar. Pada kesempatan terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, sebanyak empat radar intai bantuan Amerika Serikat (AS) akan segera dibangun di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan keamanan maritim ASEAN secara umum. Ia mengatakan, Pemerintah RI telah menyetujui pembangunan tujuh radar bantuan Amerika Serikat (AS), di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Pendirian delapan radar bantuan AS itu juga bertujuan mendukung pertahanan dan keamanan maritim se-ASEAN. Juwono mengemukakan Pemerintah AS berkomitmen untuk membantu peningkatan daya mampu (capacity building) Indonesia dalam mengamankan wilayah perairannya, yang salah satunya adalah dengan memberikan bantuan radar intai (surveillence radar). Pengajuan pendirian radar intai di Selat Makassar itu telah diajukan sejak 2006 namun pelaksanaannya baru akan dilaksanakan secara bertahap mulai 2008, tutur mantan Duta Besar RI untuk Inggris itu. Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut. Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal ALKI. "Jadi, sangat penting karena selat-selat di Indonesia dilalui sekitar 38 persen perdagangan laut dunia," ujar Juwono.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008