Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Sofyan Djalil merasa prihatin dengan rendahnya minat donor di tanah air mulai dari donor darah, kornea mata, jantung, hingga donor ginjal.
Ia maklum karena masalah donor terutama organ tubuh masih merupakan hal yang tabu dilakukan masyarakat baik Indonesia maupun di sejumlah negara.
Namun keprihatinanya itu dijawabnya dengan menjadikan dirinya pendonor organ tubuh.
"Saya sudah berjanji dan berwasiat kepada istri saya (Dr. Ratna Megawangi--red), kalau saya meninggal maka donorkan organ tubuh saya kepada yang memerlukan," ujarnya.
Ia menjelaskan, semua organ tubuh yang bisa dimanfaatkan orang lain bisa didonorkan terutama bagi membutuhkan.
"Didonorkan (organ) jauh lebih berharga dibanding dibawa ke tanah," katanya.
Pernyataan Sofyan tersebut ternyata dilontarkan tidak begitu saja.
Rencana mulia pria kelahiran Aceh, 23 September 1953 ini disampaikan saat meresmikan bantuan 30 unit ambulance PT Askes (Persero) kepada Rumah Sakit Umum Daerah di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Ia mencontohkan, program bantuan Askes kepada RSUD sebaiknya tidak semata alat penunjang kesehatan tetapi harus ditingkatkan dengan meningkatkan layanan kesehatan, termasuk menjadi fasilitator masalah donor.
"Askes bisa lebih proaktif menggalakkan layanan kepada masyarakat termasuk program donor ini. Kalau perlu Askes memberikan sistem reward atau penghargaan kepada pendonor," katanya.
Sedemikian pentingnya donor sebagai salah satu cara manusia berbuat yang terbaik kepada sesama, Sofyan juga siap jika Kantor Kementerian BUMN melakukan kegiatan donor darah secara rutin.
"Kalaupun (donor) dibuat setiap bulan di sini silahkan saja, nanti semua karyawan saya imbau untuk ikut," katanya.
Bukan di situ saja, Sofyan juga berjanji akan memberi persetujuan jika ada permintaan donor darah dilakukan di setiap BUMN yang jumlahnya mencapai 138 perusahaan itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009