Bandarlampung, (ANTARA News) - Terminal induk Rajabasa, Bandarlampung, dibanjiri penumpang yang tiba maupun akan berangkat mudik.
Data pada Posko Layanan Terminal Rajabasa, Minggu, menunjukkan, sehari sebelumnya, Sabtu (27/9) jumlah penumpang masih mencapai 15.886 pemudik, telah bergerak naik menjadi 31.452 pada Minggu, hingga pukul 08.00 WIB.
Penumpang yang berangkat melalui Terminal Rajabasa sebanyak 15.566 orang, dibandingkan pada H-3 menjelang Lebaran tahun 2007 lalu mencapai 15.470 pemudik.
Penumpang yang datang ke Terminal Rajabasa justru turun dibandingkan tahun 2007 lalu.
Tahun 2008 penumpang yang datang mencapai 15.886 orang, sedangkan tahun 2007 sekitar 19.463 pemudik.
Lonjakan penumpang terutama yang keluar terminal ini, juga dibarengi dengan kendaraan yang berangkat dan dioperasikan yang juga meningkat.
Pada tahun 2007 lalu, kendaraan yang dioperasikan antara H-4 hingga H-3, naik dari 442 menjadi 673 buah.
Tapi untuk kedatangan bus dari luar ke terminal ini, menurun yaitu dari 556 bus menjadi 332 bus.
Jadi total kendaraan yang berangkat dan datang di Terminal Rajabasa mencapai 1.318 bus.
Hingga berita ini diturunkan, arus penumpang mudik yang masuk dan keluar terminal seluas 12 ha dan masih dalam tahap renovasi berbagai fasilitas di dalamnya, masih terus mengalir, dengan kecenderungan mengalami kepadatan pada pagi hari antara pukul 08.00-11.00 WIB dan sore hingga malam hari, antara pukul 15.00 sd. 22.00 WIB.
Penumpang yang masuk terminal itu pagi hari, umumnya adalah pemudik yang memilih menginap di Pelabuhan Bakauheni karena turun kapal dari Merak pada malam hari, sedangkan pemudik yang keluar terminal ini adalah pemudik asal Lampung dan daerah lain di Sumatera atau Lampung yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa, umumnya memilih berangkat sore atau malam agar bisa sampai di tempat tujuan subuh atau pagi hari.
Perjalanan bus Terminal Rajabasa, Bandarlampung ke Bakauheni, sekitar 90 Km, ditempuh 1,5-2 jam, dan perjalanan berlayar di Selat Sunda antara 2-2,5 jam sampai ke Merak (Banten).(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008