"Kami masih mengkaji (mengenai penghapusan UN, namun pada 2020 masih tetap jalan. Itu sudah diumumkan," ujar Nadiem di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Mendikbud janji sederhanakan kurikulum
Baca juga: Rektor optimistis Menteri miliki visi ke depan soal pembangunan SDM
Dia menjelaskan wacana tersebut, muncul karena banyak sekali aspirasi dari masyarakat, guru, murid, orang tua mengenai UN tersebut. Namun banyak dari yang memberi masukan tersebut sebenarnya tidak ingin menghapus UN.
"Namun lebih ingin menghindari hal-hal yang negatif dari UN, misalnya dari sisi stres, menghukum siswa yang satu bidang kurang kuat. Jadi ini prinsipnya bukan menghapus, tapi memperbaiki esensi dari UN itu, apa untuk menilai prestasi murid atau sistem, " kata dia.
Baca juga: Mendikbud : Mendongeng latih imajinasi anak
Baca juga: Pemprov Jabar tindak lanjuti arahan Mendikbud terkait Hari Guru
Sebelumnya, beredar wacana mengenai penghapusan UN oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Hal serupa sebenarnya sudah diinisiasi oleh Mendikbud sebelumnya yakni Muhadjir Effendy, namun mendapat banyak pertentangan dari sejumlah kalangan.
Pada awal 2019, Kemendikbud telah menyiapkan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI), sebagai sistem penilaian untuk pemetaan kualitas pendidikan pengganti Ujian Nasional (UN). AKSI tersebut mirip dengan sistem penilaian internasional yakni Programme for International Students Assessment (PISA).
Baca juga: Legislator harap Mendikbud tindak lanjuti pidato dengan program
Baca juga: Mendikbud akan pangkas macam-macam regulasi
Pewarta: Indriani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019