Jakarta (ANTARA) - Pendiri organisasi kebijakan luar negeri Foreign Community Policy Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia dapat mengambil keuntungan di tengah keadaan dunia yang dilanda ketegangan dan kecurigaan.
"Perbedaan paling penting antara keduanya adalah bahwa negara-negara seperti Indonesia memiliki lebih banyak pengaruh daripada sebelumnya," kata Dino dalam sesi pembukaan kegiatan Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2019, di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, Indonesia dijajah, dieksploitasi, namun kali ini Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Uni Emirat Arab dan yang lainnya ingin menjadi teman Indonesia.
Baca juga: Indonesia waspadai situasi global dilanda rivalitas tidak sehat
"Kami berada di posisi berbeda dalam situasi damai yang panas ini atau disebut 'hot peace', " ujar dia.
Ia mengatakan Indonesia perlu lebih dekat dengan semua kekuatan utama, tetapi perlu diingat bahwa Indonesia harus menjaga keseimbangan.
"Semakin dekat Anda dapatkan, semakin Anda harus menjaga keseimbangan. Kita harus menjaga sikap moral kita dengan sangat jelas," ujar Dino.
Baca juga: Presiden: Persatuan jadi kunci utama ASEAN
Dan ini, lanjut dia, bukan tentang sentralitas ASEAN lagi, melainkan fleksibilitas ASEAN.
"Fleksibilitas ASEAN berarti dari posisi sentralnya, dapat aktif di banyak bidang, dapat fleksibel dan memiliki ruang diplomatik yang jauh lebih besar untuk dimainkan," kata dia.
Selain itu, Indonesia harus meminta pertanggungjawaban para mitra terhadap semangat dan isi perjanjian kerja sama.
Baca juga: Marty Natalegawa katakan ASEAN bukti keberhasilan politik luar negeri Indonesia
Ini bukan hanya selembar kertas, itu dokumen yang telah mereka tandatangani dan mereka harus bersikap sesuai dengan yang ditentukan, ujar dia.
"Akhirnya, kita perlu membiasakan diri dengan banyak keberpihakan, yang berarti pada satu masalah kita dapat menyelaraskan ke AS, yang lain ke China, dan yang lain ke Jepang dan lain-lain. Penting bagi kita untuk mengurangi "hot peace" atau masa damai yang dilanda ketegangan," kata Dino.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019