Mumbai (ANTARA News) - India kini mencetak milyarder baru lebih cepat ketimbang negara mana pun di dunia, didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi, demikian menurut sebuah pengkajian baru.Terdapat sekitar 123.000 milyarder di India pada akhir 2007 atau mengalami kenaikan sebanyak 22,7 persen daripada 12 bulan sebelumnya, kata Laporan Kekayaan Asia-Pasifik, yang disusun bank investasi AS, Merril Lynch, dan para konsultan Capgemini."Sekalipun terjadi pergeseran di berbagai pasar negara maju, jumlah mereka yang memiliki kekayaan bersih yang tinggi di India tumbuh dengan tingkat yang lebih cepat daripada kecepatan global," kata Pradeep Dokania, Kepala Manejer Kekayaan Global untuk DSP Merrill Lynch."Permintaan dalam negeri dan keinginan yang besar Asia atas berbagai komoditas terus mendorong akumulasi kekayaan di India," katanya, seperti dilaporkan AFP.China menduduki peringkat kedua dalam jumlah milyarder.Negara Tirai Bambu itu mempunyai pertumbuhan jumlah orang kaya dengan 20,3 persen pada periode yang sama, disusul oleh Korea Selatan dengan 18,9 persen.Angka-angka tersebut, yang dirilis pada Kamis larut malam, menilai kekayaan apa yang disebut "individu dengan kekayaan bersih tinggi" (HNWI) sebagai orang yang memiliki kekayaan lebih dari sejuta dolar dalam aset bersih, tak termasuk tempat kediaman."Pada 2007, pasar yang menonjol di kawasan Asia-Pasifik adalah China dan India, dengan jumlah orang kaya dan seluruh tingkat kekayaan mereka, meningkat dengan dengan kecepatan yang lebih tinggi ketimbang rata-rata global," tulis laporan itu. Melambat, tetapi masih cepat Ekonomi India tumbuh sebesar 9 persen pada tahun keuangan hingga Maret 2008, sedangkan China mencapai 11,9 persen pada tahun lalu, jauh dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya yang merasakan dampak gejolak pasar global.Namun demikian, pertumbuhan diperkirakan melambat tahun ini di kedua negara, walaupun masih dalam tingkat yang cepat.Pasar saham India tumbuh sebesar 47,1 persen pada 2007, namun indeks utama harga saham gabungan Sensex anjlok lebih dari 33 persen pada tahun ini.China juga mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 10,1 persen pada kuartal kedua tahun ini. (*)
Copyright © ANTARA 2008