Berdasarkan pengakuan istri korban yang bernama Juraida, sebelum ditemukan tewas, korban sempat berpamitan untuk bertemu rekannya di Bandara Kualanamu.
"Kata istrinya tadi sama saya, dia (korban) jemput temannya ke bandara. Jam 5 udah berangkat dari rumah," kata Humas PN Medan Erintuah saat ditemui di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan, Jumat malam.
Baca juga: Diduga dibunuh, PN Medan minta polisi usut kasus hakim tewas di jurang
Baca juga: Diduga dibunuh, PN Medan minta polisi usut kasus hakim tewas di jurang
Selain itu, kata Erintuah, rekan kerjanya juga sempat melihat korban hadir ke kentor. Pada saat itu korban tidak mengenakan pakaian training seperti yang dipakai saat ditemukan meninggal dunia.
"Masih pakai jeans dia, belum pakai training. Karena memang setiap hari jumat kami olahraga, cuma hari ini enggak ada olahraga karena ada kegiatan sosialisasi. Tapi waktu sosialisasi itu dia udah enggak keliatan," jelasnya.
Pantauan di lokasi, hingga saat ini proses autopsi masih berlangsung, sementara sejumlah sanak saudara korban masih menunggu di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Jamaluddin ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sebuah jurang di Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat siang.
Baca juga: Hakim Pengadilan Negeri Medan ditemukan tewas di jurang
Baca juga: Polisi sebut tak ditemukan luka di mayat Hakim PN Medan
Baca juga: Hakim Pengadilan Negeri Medan ditemukan tewas di jurang
Baca juga: Polisi sebut tak ditemukan luka di mayat Hakim PN Medan
Korban yang merupakan Hakim dan juga Humas Pengadilan Negeri (PN) Medan, ditemukan warga di dalam satu unit mobil Toyota Land Cruiser Prado nomor polisi BK 77 HD warna hitam.
Saat ditemukan jenazah sudah membiru dengan kondisi terbaring di posisi bangku belakang.
Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019