Bakauheni, Lampung, (ANTARA News) - Kapal Motor Penyeberangan (KMP) BSP II yang berangkat dari Pelabuhan Merak (Banten) pukul 17.00 WIB untuk menuju Pelabuhan Bakauheni (Lampung), mengalami gagal kemudi, sehingga harus ditarik menggunakan "tugboat" (kapal penarik/penderek, Red), dan baru bisa bersandar di Dermaga IV Pelabuhan Bakauheni, pukul 23.10 WIB. Informasi yang diperoleh, di Bakauheni, Sabtu malam, menyebutkan kapal feri (ro-ro) tersebut mengalami gagal kemudi saat berlayar antara Pulau Panjurit dan Pulau Sangiang. Sebenarnya, oleh teknisi, kemudi kapal berpenumpang 864 orang itu sudah coba diperbaiki, namun awak kapal tetap meminta "tugboat" menarik kapal dimaksud. Selain penumpang, dalam lambung kapal itu mengangkut pula 177 unit sepeda motor yang dikendarai pemudik, serta 266 buah kendaraan roda empat dan lebih. Menurut keterangan seorang pejabat di Adpel Bakauheni, kapal tersebut tidak akan digunakan lagi sampai batas waktu belum ditentukan. Evakuasi kapal menggunakan "tugboat" juga dilaporkan agak tertunda, karena ombak cukup besar, selain itu kapal yang sedang bersandar di dermaga pun agak sulit untuk dikeluarkan. Sebagian besar penumpang menyayangkan tetap dioperasikannya kapal feri tersebut, karena dinilai tidak laik lagi. "Kapal itu sudah tidak layak berlayar, kenapa masih dioperasikan," kata Monang, warga Medan, Sumatera Utara yang melakukan perjalanan menggunakan mobil pribadi dan menjadi salah satu penumpang KMP itu. Ada beberapa penumpang yang mabuk di dalam kapal itu, karena guncangan kapal cukup keras akibat terjangan ombak di sekitarnya. Saat evakuasi kapal tersebut, sejumlah pejabat di lingkunan PT ASDP Cabang Bakauheni terlihat di lokasi.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008