Singapura, (ANTARA News) - Kaum kaya yang datang ke Singapura untuk menyaksikan Grand Prix Formula Satu, telah membuat bisnis "escort" (gadis pendamping) panen, tulis koran setempat, sebagaimana dilaporkan Reuters.
"Akhir pekan ini adalah (bisnis) terbagus dalam tahun ini," kata Prince Wong, pemilik Singapore Escort Services, kepada The Straits Times.
Wong mengatakan pihaknya telah mendapat lima pesanan untuk akhir pekan ini. Salah satu yang dipesan adalah seorang calon bintang dengan harga sewa seharga 40 ribu dolar Singapura (sekitar Rp270 juta) untuk layanan selama enam jam.
Wong mengatakan kliennya adalah para bos asing bidang perminyakan dan perbankan. Dia tidak bersedia merinci identitas klien maupun anak buahnya.
Singapura adalah tuan rumah balap Formula Satu dan berharap kegiatan itu akan mendatangkan banyak turis. Balapan itu untuk pertama kalinya akan diselenggarakan pada malam hari.
Penyedia jasa sejenis, "The High Society Club", memperkirakan bisnis mereka akan melonjak naik 75 persen sedangkan "Singapore Model Escort" lewat situs web-nya memberi potongan harga 50 persen lewat program "Singapore F1 GP Special offer."
Koran The Straits Times menulis bahwa kerja gadis pendamping adalah mengubar tersenyum, menghibur klien dan teman-temannya serta membuat obrolan kecil, dan terkadang, mengantar klien jalan-jalan keliling Singapura.
Menurut Straits Times, para penyedia jasa menyebut bahwa seks tidak termasuk dalam layanan mereka. Hal itu adalah hanya kesepakatan antara si "escort" dan klien.
Pelacuran adalah sesuatu yang legal di Singapura namun menawarkan diri adalah ilegal.
Para penyedia jasa itu mengatakan bahwa klien-klien mereka yang kaya selalu "pilih-pilih" gadis pendamping dan selalu minta "asal usul keluarganya baik serta minimal lulus S1," tulis Strait Times.
"Mereka ingin pendamping yang tidak terlihat, tidak bicara, dan tidak berpakaian seperti pendamping. Mereka ingin orang-orang berpikir 'gadis yang bersama dia baik sekali," tulis koran itu mengutip bos jasa "escort".(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008