Magelang (ANTARA News) - Sejumlah truk pengangkut pasir dari Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terlihat melintas pada H-5 Lebaran atau Jumat malam di jalur utama mudik Magelang ke arah Semarang. Berdasarkan pantauan ANTARA News dari Jembatan Krasak, Kecamatan Salam hingga Secang sepanjang sekitar 40 kilometer, di Magelang, Jumat malam, sejumlah truk mengangkut pasir terlihat melintas di Jalan Raya Yogyakarta-Magelang di Gulon, Kecamatan Muntilan. Dua truk berisi pasir terlihat beriringan berhenti di lampu pengatur lalu lintas di Palbapang. Sekitar pukul 22.00 WIB, dua awak truk bermuatan pasir terlihat sedang mengganti ban di tepi jalan antara Blondo-Mertoyudan, sedangkan sejumlah orang menaikkan pasir ke dalam bak truk di salah satu depo pasir di Kecamatan Secang sekitar pukul 22.45 WIB. Sebuah truk mengangkut pasir tampak sedang diisi solar oleh petugas di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Secang sekitar pukul 23.00 WIB. Wijayanto, warga Dukun, Kabupaten Magelang yang tinggal di tepi jalur angkutan pasir dari Merapi, mengatakan, sejumlah truk bermuatan pasir masih melewati jalan itu hingga H-5 Lebaran atau Jumat (26/9) malam meskipun jumlahnya berkurang secara signifikan ketimbang hari biasa. Truk-truk pasir yang masih melintas di jalur mudik kawasan itu umumnya baknya ditutup dengan terpal. Beberapa trailer dan kontainer juga masih terlihat melintasi jalur itu pada Jumat (26/9) malam. Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang telah mengumumkan bahwa truk pasir dilarang beroperasi sejak H-7 hingga H+7 Lebaran 2008. Jalur Magelang-Yogyakarta pada Jumat (26/9) terlihat lebih ramai lalu lintas kendaraan pemudik ketimbang hari biasa. Ratusan pemudik sepeda motor melintas di kawasan Semen, Kecamatan Salam dari arah Magelang menuju Yogyakarta dengan pengawalan mobil patroli polisi. Pemudik dengan menggunakan mobil pribadi juga melintas dari dua arah yakni dari arah Yogyakarta dan dari arah Semarang. Jalur utama Yogyakarta-Semarang melewati Magelang pada Jumat (26/9) malam terlihat lebih banyak didominasi kendaraan pemudik ketimbang para pelintas warga setempat meskipun jumlahnya relatif tidak banyak.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008