Jakarta (ANTARA News) - Kemajuan di Indonesia harus dikagumi terutama di bidang pembangunan fisik dan demokrasi serta perkembangan positif di Indonesia dan Aceh pada khususnya, kata Pakar Politik Luar Negeri China yang juga asisten presiden Universitas Luar Negeri China Zhu Liqun.Hal ini dikemukakannya pada ceramah umum di hadapan para diplomat Indonesia yang sedang menempuh pendidikan lanjutan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Luar Negeri (Pusdiklat Deplu) Jakarta, Jumat.Menurut Zhu, Indonesia memiliki peran yang cukup signifikan dalam pertumbuhan kawasan. Sementara itu perkembangan regionalisme kawasan Asia Tenggara dengan tumbuhnya ASEAN menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, yang secara tidak langsung akan menguntungkan China. Zhu juga mengemukakan bahwa politik luar negeri China tidak terlepas dari perkembangan di dunia. Di antaranya adalah perubahan konstelasi dunia saat perang dingin telah berakhir, tumbuhnya globaliasasi dan regionalisme serta perkembangan dunia barat yang meskipun menghasilkan pertumbuhan tetapi juga meninggalkan dampak yang kurang menguntungkan. Oleh karenanya, China berpandangan perlu adanya pendekatan lain guna menghindari dampak negatif. Berdasarkan hal tersebut, China memiliki politik luar negeri dengan dua dasar yaitu mempertahankan integritas wilayah negara China dan berupaya menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan. China, lanjut dia, memegang prinsip untuk mengedepankan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara lain. Selain itu, China juga mempertahankan prinsip tidak mencampuri urusan domestik negara lain dan sebaliknya juga tidak menginginkan campur tangan negara lain mengenai keadaan dalam negeri China. Hal tersebut, lanjut Zhu, dikarenakan sifat konfrontatif hanya akan menciptakan kondisi yang tidak kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. China juga memandang semua negara adalah sama karena itu China senantiasa memandang penting menjaga hubungan dengan berbagai negara berkembang, termasuk dengan Indonesia. Kedatangan Zhu Liqun adalah sebagai bagian dari penerapan Nota Kesepahaman (MoU) antara Departemen Luar Negeri kedua negara yang ditandatangani pada Februari tahun 2004. Kerja sama Departemen Luar Negeri RI dengan Depertemen Luar Negeri China juga diisi dengan kegiatan saling tukar pelajar/mahasiswa di masing-masing lembaga pelatihan diplomatik. Kerjsama tersebut diharapkan akan meningkatkan pemahaman di kalangan kedua negara untuk menghasilkan kerja sama yang saling menguntungkan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008