ada enam penerbangan yang terganggu dan harus divert atau mengalami pengalihan pendaratan ke bandara lain yang bukan tujuan.

Yogyakarta (ANTARA) - Operasional Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta sempat terganggu, Jumat pagi, karena pengelola setempat harus melakukan perbaikan terhadap landasan yang mengelupas sejak pukul 07.00 WIB.

"Jadi kami baru malam pertama melaksanakan overlay (perawatan). Nah, tadi pagi ada pengelupasan (landasan) sehingga langsung kami closed karena harus kami perbaiki," kata General Manager PT Angkasa Pura 1 Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat.

Akibat perbaikan itu, Pandu menyebutkan ada enam penerbangan yang terganggu dan harus divert atau mengalami pengalihan pendaratan ke bandara lain yang bukan tujuan.

"Yang terdampak memang ada ya sekitar enam pesawat kalau tidak salah, enam pesawat yang divert ke Surabaya dua, ke Solo empat," kata dia.

Baca juga: Penerbangan tambahan di Yogyakarta bakal diallihkan ke bandara baru
,
Menurut dia, saat ini perbaikan landasan yang terkelupas telah dilaksanakan oleh pihak Bandara Adisutjipto. Meski rampung, aspal landasan yang diperbaiki membutuhkan waktu pendinginan sehingga penerbangan baru dibuka kembali pada pukul 09.30 WIB.

"Aspal kan butuh pendinginan. Dari tadi jam 7 sudah close. Jam 9.30 WIB rencananya kami buka lagi," kata dia.

Akibat perbaikan landasan di Bandara Adisutjipto, melalui cuitan di akun twitternya, Jumat pagi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD juga mengaku mengalami penundaan penerbangan dari Yogyakarta. Akibatnya, agenda kuliah umumnya di Universitas Trisakti Jakarta terganggu.

"Kpd teman2 di Univ. Trisakti, agaknya sy akan terlambat tiba utk kuliah umum pd dies ke 56 hr ini. Jam 6 sy sdh duduk di pswt Garuda dr Yogya tp pswt tak bs terbang krn aspal landasan mengelupas dan hrs nunggu selama 2,5 jam. Silakan diatur saja tak harus menunggu sy@Angkasa Pura_2," tulis Mahfud.

Baca juga: AP I: Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta capai 88 persen

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019