Pontianak (ANTARA) - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat melakukan diskusi bersama Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji terkait berbagai persoalan yang bisa diperjuangkan olehnya di DPR.
"Saya secara khusus meminta waktu dari bapak Gubernur Kalbar untuk berdiskusi mengenai berbagai persoalan yang ada di Kalbar, khususnya yang terkait dengan tugas kami di Komisi IV," kata Yessy Melania, di Pontianak, Jumat.
Dari pertemuan itu, dia mengatakan mendapat banyak masukan dari Gubernur Kalbar dan masukan itu akan menjadi bahan bagi dirinya untuk disampaikan kepada kementerian yang menjadi mitra kerja Komisi IV, khususnya dalam mencari solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Kalbar.
Menurutnya, banyak hal yang dibahas dalam satu jam lebih pertemuan dengan Gubernur Kalbar tersebut, baik untuk sektor pertanian, perikanan dan peternakan serta perkebunan, dimana terdapat banyak masalah terkait data yang tidak sinkron.
"Ini tentu menjadi masukan berharga bagi saya dan ini akan saya sampaikan kepada kawan-kawan Komisi IV untuk dibahas lebih lanjut. Apa lagi, hari ini sebanyak 16 anggota Komisi IV akan datang ke Sintang untuk melakukan kunjungan kerja, dan tentu nanti kawan-kawan bisa melihat langsung kondisi dan permasalahan yang ada di lapangan," tuturnya.
Baca juga: BATAN: Kalimantan Barat membutuhkan PLTN
Baca juga: Progres pembangunan Terminal Kijing di Mempawah 23 persen
Baca juga: Gubernur Kalbar pastikan rencana pembangunan PLTN aman bagi lingkungan
Di tempat yang sama, Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan, dirinya melihat ketika rapat dengar pendapat dengan DPR belum lama ini, Yessy Melania yang merupakan anggota DPR RI dari Partai NasDem daerah pemilihan Kalimantan Barat dalam menyampaikan pendapat dengan sangat baik untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Kalbar.
"Makanya hari ini kita berdiskusi dengan saudari Yessy, dimana saya menyampaikan data-data dan fakta terkait kondisi di lapangan yang berkaitan dengan Komisi IV (Perkebunan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan)," kata Sutarmidji.
Dirinya berharap Yessy bisa menyampaikan berbagai permasalahan yang ada kepada kementerian terkait dan memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat di lapangan khususnya bagi petani, peternak dan nelayan.
Salah satu contoh, katanya, dari data yang ada Kalbar saat ini mengalami surplus beras, namun kenyataan yang ada Kalbar masih mendatangkan beras dari luar sebesar 97 ribu ton beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimana sebagain besar merupakan beras medium. Seharusnya, kata dia, untuk beras medium ini cukup diisi oleh beras lokal untuk dijual di pasaran.
Kemudian, luas lahan tanam yang tidak sinkron dengan data yang ada, juga menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan petani, baik itu untuk pasokan pupuk maupun bantuan untuk alsintan.
"Kemudian, di bidang perikanan, tangkapan para nelayan cukup besar, namun terkendala pada proses pendingin untuk menjaga kesegaran ikan. Hal ini mengakibatkan banyak nelayan Kalbar terpaksa menjual hasil tangkapannya kepada daerah lain dengan harga murah, sehingga kesejahteraan nelayan tidak sebanding dengan kerja keras mereka," katanya.
Lalu, lanjutnya, untuk sektor pertanian dan peternakan dimana Bengkayang, Landak, dan Kubu Raya dijadikan sebagai sentra jagung, namun untuk memaksimalkan potensi itu seharusnya bisa dikombinasikan dengan peternakan, dimana jagung tersebut bisa dijadikan sebagai pakan ternak, dan limbah dari kotoran ternak bisa dijadikan biogas.
"Kedepan saya rasa ini harus di satukan, agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan," kata Sutarmidji.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019