Citeureup, Bogor (ANTARA News) - Lebih dari 2.000 karyawan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Heidelberg Group), salah satu perusahaan industri semen terbesar di Indonesia beserta keluarganya, Jumat siang diberangkatkan dari pabrik Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk mudik lebaran. Kegiatan mudik gratis keluarga besar perusahaan itu yang diprakarsai oleh Serikat Pekerja (SP) Indocement dan didukung manajemen tersebut, dilepas General Manager (GM) Pabrik Citeureup, Setia Widjaya didampingi Ketua SP Indocement, Rachmat Djatnika. Ketua SP Indocement, Rachmat Djatnika di sela pemberangkatan rombongan mudik gratis itu menjelaskan untuk Idulfitri (lebaran) 1429 Hijriyah atau tahun 2008 Masehi, yang mudik sebanyak 474 karyawan, ditambah keluarga masing-masing sebanyak 1.557 orang,ditambah enam pemantau dari SP. "Untuk mudik lebaran tahun 2008 ini, ada rute baru, yakni untuk tujuan Malang, Jawa Timur, Cilacap, Jawa Tengah, dan ke arah Provinsi Banten," katanya. Sedangkan rute tetap setiap tahun, sejak mudik gratis diselenggarakan sejak tahun 1998 adalah tujuan ke kota-kota di Jawa Barat seperti Tasikmalaya dan Banjar, tujuan Jawa Tengah seperti Semarang, Surakarta, Purwokerto dan sekitarnya, serta untuk Jawa Timur adalah ke Surabaya. "Ada satu lagi jurusan `sapujagad`, yakni tujuan ke arah kota-kota yang searah menuju Yogyakarta melalui jalur pantai utara (Pantura)," sambungnya. Saat ditanya bagaimana karyawan menanggapi program mudik gratis tersebut, Rachmat Djatnika menjelaskan bahwa secara umum karyawan dan keluarganya menyambut antusias kegiatan itu setiap tahunnya. "Apalagi harga tiket bus dan moda transportasi lainnya naik sampai 100 persen, dengan adanya mudik gratis ini, tentu saja SP memberikan apresiasi positif kepada direksi dan manajemen," katanya. Menurut dia, minat keluarga besar perusahaan itu, khususnya karyawan menengah ke bawah, setiap tahun kian meningkat, sehingga pihaknya mengusulkan untuk tahun depan, setidaknya bisa disediakan sekitar 40-an bus, dari jumlah 28 bus pada mudik tahun ini. "Hanya saja, ada kendala bahwa tidak semua karyawan bisa mudik, karena operasional pabrik tidak boleh berhenti, sehingga kami tetap proporsional. Kondisi seperti ini memang mesti dipahami semua, sehingga jalan tengah, karyawan yang masih belum berkeluarga biasanya tidak mudik," katanya. Sementara itu, GM Pabrik Citeureup Setia Widjaya saat melepas rombongan secara khusus meminta kepada pengemudi bus agar bisa tertib berlalulintas. "Jangan sampai terpancing dengan pengemudi bus yang suka kebut-kebutan. Jadi, kami titipkan semua karyawan kami dan keluarganya agar dalam perjalanan mudik nyaman dan selamat sampai tujuan di kampung halaman masing-masing, dan pada waktunya bisa kembali dengan selamat untuk bekerja kembali," katanya. Salah satu karyawan, Budi (50) yang mengantar istri dan tiga anaknya dengan tujuan Purwokerto, Jawa Tengah mengaku terbantu dengan program mudik gratis itu. "Sekarang tiket bus naik bahkan di atas 100 persen, tentu itu memberatkan kami. Dengan mudik gratis, ini sangat membantu," katanya. Sebagai perbandingan, ia menjelaskan bahwa bus tujuan Purwokerto di luar mudik untuk ekonomi yang biasanya Rp40 ribu, kini naik menjadi Rp80 ribu, sedangkan yang Patas AC dari harga normal Rp75 ribu, kini naik menjadi Rp160 ribu. "Dengan mudik gratis, kita bisa berhemat," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008