Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengakui ekspor Indonesia ke negara-negara yang saat ini mengalami krisis, terutama AS, mencapai sekitar 30 persen dari total ekspor nasional, namun kondisi itu tidak berarti ekspor Indonesia tertutup. "Saya kira kita akan tempuh berbagai langkah dan bukan berarti kalau ada krisis di AS, pasarnya sama sekali tertutup, kita tetap bisa ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu (BKF) Anggito Abimanyu di Jakarta, Jumat. Menurut dia, komoditas ekspor Indonesia masih cukup kompetitif, sehingga tetap mampu bersaing dengan negara lain sehingga tetap dapat diekspor. "Produk kita cukup kompetitif, termasuk dari harganya, sehingga kita dapat melakukan diversifikasi tujuan ekspornya," katanya. Menurut dia, tujuan ekspor Indonesia dapat didiversifikasi ke kawasan regional. Apakah itu China, ASEAN, dan kawasan lain yang masih mengalami pertumbuhan. Ketika ditanya apakah diversifikasi itu dapat mengkompensasi penurunan ekspor ke AS, Anggito mengatakan belum tahu. "Kita masih belum tahu seberapa besar perekonomian Amerika bisa menyerap krisis ini, dan sampai kapan krisis di sana akan berlanjut," kata Anggito. (*)
Copyright © ANTARA 2008