London (ANTARA) - Harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan minyak AS rebound moderat dari kekhawatiran yang muncul setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang mendukung pemrotes di Hong Kong, memicu ketegangan dengan China.
Minyak mentah Brent kehilangan 14 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 63,92 dolar AS per barel, mengurangi kerugian sebelumnya.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) membalikkan kerugian menjadi ditutup naik 13 sen atau 0,2 persen pada 58,24 dolar AS per barel, dengan banyak pedagang AS pergi untuk liburan Thanksgiving.
China memperingatkan Amerika Serikat bahwa ia akan mengambil "langkah-langkah pembalasan tegas" dalam menanggapi undang-undang AS yang mendukung pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong.
Investor khawatir bahwa langkah itu mungkin menunda lebih lanjut perjanjian awal antara Amerika Serikat dan China untuk mengakhiri perang dagang mereka yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan konsumsi minyak.
"Persetujuan legislasi Hong Kong yang mendukung para pengunjuk rasa kemungkinan akan mempertanyakan perjanjian perdagangan tersebut karena China telah menegaskan kembali ancaman pembalasannya," kata Hussein Sayed, kepala strategi pasar di FXTM.
“Jika investor mencurigai bahwa perjanjian perdagangan berada dalam bahaya nyata, perkirakan akan melihat aksi jual tajam pada Desember. Untuk saat ini, investor mengambil pendekatan menunggu dan melihat."
Pada Rabu (27/11/2019) data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS membengkak 1,6 juta barel pekan lalu, karena produksi naik ke rekor 12,9 juta barel per hari (bph) dan kilang-kilang berjalan melambat.
Aksi jual sebelumnya telah berlebihan, kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
"Perasaan ekonomi secara keseluruhan (di AS) cukup bagus dan itu akan melihat peningkatan permintaan ke depan," kata Flynn. Badai musim dingin di sebagian besar AS minggu ini juga dapat mengangkat permintaan minyak diesel, katanya.
Baca juga: Harga minyak turun, persediaan dan produksi minyak AS melonjak
Investor juga telah fokus pada pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + pada minggu depan, yang telah menahan produksi untuk mendukung harga.
"Kami memperkirakan OPEC + akan memperpanjang kesepakatan pengurangan produksi saat ini, yang akan berakhir pada akhir Maret, tiga hingga enam bulan," kata analis minyak UBS Giovanni Staunovo.
"Hasil (pertemuan) untuk pemotongan lebih dalam oleh seluruh anggota tidak mungkin."
Baca juga: Pembicaraan perdagangan AS-China kembali dukung harga minyak naik
Perusahaan minyak Rusia mengusulkan untuk tidak mengubah kuota produksi mereka sebagai bagian dari kesepakatan global sampai akhir Maret, menekan OPEC + untuk menghindari perubahan kebijakan besar.
Mereka juga menawarkan untuk mengecualikan produksi kondensat gas, minyak ringan, dari kuota produksi karena Rusia telah berjuang untuk memenuhi target pengurangan pasokan dalam beberapa bulan terakhir.
Meringankan kekhawatiran pasokan, National Oil Corp Libya mengatakan fasilitas di ladang minyak El Feel yang memiliki 70.000 barel per hari hanya mengalami kerusakan kecil dalam pertempuran selama dua hari terakhir, yang memungkinkan produksi dimulai kembali.
Baca juga: Optimisme pembicaraan perdagangan AS-China angkat harga minyak
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019