Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku kecewa dan menegur Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal yang mempublikasikan pertemuan dalam negeri Thailand di Istana Bogor, pada Sabtu (20/9). "Begitu kita sebagai mediator tidak menjaga etika, buyar negara itu. Saya jadi tidak enak," kata Wapres menjawab wartawan dalam konferensi pers di Istana Wapres di Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, sebagai mediator hanya bertugas mempertemukan orang-orang yang berkepentingan dan tidak boleh mempublikasikan apapun hasil pertemuan itu tanpa izin pihak yang berunding. Pertemuan itu, ujarnya, membicarakan masalah dalam negeri Thailand, bukan urusan antarnegara, jadi tidak diperkenankan melibatkan pihak Departemen Luar Negeri. "Prinsip perdamaian saling memberi dan menerima dan ada orang yang dipercaya menjadi `bridging trust` atau jembatan untuk para perunding saling mempercayai. Jadi bagaimana kalau kita justru sebaliknya," katanya. Wapres mengatakan, "recording" (merekam pembicaraan) hanya diperkenankan untuk kepentingan dokumentasi sehingga jika berhasil, semua pihak bisa mengetahuinya dari awal sebagai pelajaran, bukan untuk dipublikasikan. "Tentu saya tegur. Harus menjaga etika. Ini soal kepercayaan, negara tidak boleh membocorkan. Padahal tidak ada instruksi soal itu. Anda mau bicara dengan pers? No, Karena itu tidak. Anda boleh lihat suasana, tetapi jangan melanggar etika," katanya. Ia sendiri hanya mengomentari pertemuan tertutup itu dengan kata "Bagus. OK. Fine." dan tidak lebih dari itu. "Jadinya ribut di Thailand. Bisa gagal perundingan," katanya. Wapres juga menegaskan bahwa pertemuan tersebut resmi dan merupakan hasil pembicaraan dengan Perdana Menteri Thailand Samak Sundarajev yang datang ke Indonesia. Pemerintah walaupun ada yang tidak mendukung, kata Wapres, tetap pemerintah dan yang memberi mandat adalah pemerintah, bukan orang per orang. Sebelumnya, perundingan penyelesaian Konflik Thailand Selatan yang memasuki pertemuan ke empat berlangsung secara tertutup di Istana Bogor, Sabtu (20/9). Wapres Jusuf Kalla bertindak sebagai mediator dalam perundingan tersebut. Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan perundingan antara delegasi pemerintah Thailand dan delegasi yang mewakili masyarakat Thailand Selatan, untuk menyelesaikan konflik Thailand Selatan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008