Jakarta (ANTARA News) - Defisit RAPBN 2009 bisa di bawah 1,5 persen apabila dana hasil optimalisasi digunakan untuk menutup defisit.
Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menyatakan, volume belanja RAPBN 2009 sudah sangat besar sehingga dana hasil optimalisasi sebaiknya bukan untuk belanja, tetapi untuk menutup defisit.
"Tapi harus dipastikan bahwa hasil optimalisasi sebesar Rp8,7 triliun itu tidak digunakan untuk belanja," kata Paskah usai bertemu dengan Menkeu/Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati bersama sejumlah menteri lain di Gedung Depkeu di Jakarta, Jumat.
Dalam RAPBN 2009, dana yang diperoleh dari hasil optimalisasi penerimaan dan penghematan belanja bersih adalah sebesar Rp20 triliun.
Dana Rp20 triliun itu akan digunakan untuk mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp9 triliun, dan Rp11 triliun akan digunakan untuk tambahan belanja di mana di dalamnya ada tambahan belanja rupiah murni sebesar Rp8,7 triliun.
Jumlah sebesar Rp8,7 triliun itu yang diusulkan untuk dialokasikan untuk mengurangi defisit RAPBN 2009.
Selain itu menurut Paskah, ada peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) oleh DPR dari angka yang ditetapkan di Nota Keuangan 2009.
"Kalau nggak salah ada 10 sektor kementerian/lembaga (K/L) yang diminta menaikkan PNBP-nya termasuk kepolisian, Depkes, Departemen ESDM, dan Ditjen Pendidikan Tinggi," katanya.
Ia mencontohkan PNBP terkait dengan kepolisian misalnya dalam pelayanan SIM.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu (BKF) Anggito Abimanyu mengatakan, rapat bersama Menkeu/Menko Perekonomian membahas persiapan untuk mencapai target PNBP hasil pembahasan di Panitia Anggaran DPR.
"Persiapannya cukup banyak, baik dalam bentuk peraturan pemerintah (PP) maupun peraturan kontrak, dan lainnya," katanya.
Menurut dia, persiapan lainnya juga berupa pembentukan badan layanan umum (BLU). "Itu harus dipersiapkan supaya pada tanggal 1 Januari 2009 semua sudah siap," katanya.
Sementara itu Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan PNBP bidang energi.
"Misalnya bagaimana kita mengatur cost recovery, mengenai batu bara, dan lainnya," kata Purnomo.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008