Kupang, (ANTARA News) - Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sedang dilanda angin kencang pada kisaran antara 25-55 km/jam, akibat terus meningkatnya tekanan udara di daratan Australia. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Stasiun El Tari Kupang, Agus Tjatur ketika dihubungi, Jumat, mengatakan, pergerakan angin di atas wilayah NTT ini terjadi sejak Kamis (25/9) akibat terus meningkatnya tekanan udara di daratan Australia. Tekanan udara di daratan Australia saat ini sudah mencapai 1026 Milibar (Mb), sedang tekanan udara di daerah dataran rendah NTT hanya pada kisaran 1012 Mb. "Adanya perbedaan gradian yang besar antara tekanan udara di daerah dataran tinggi dan rendah inilah yang memicu terjadinya angin kencang. Kita yang berada di daerah dataran rendah seperti menerima luapan angin karena posisi kita cukup dekat dengan pusat tekanan tinggi di Australia," ujarnya. Ia menambahkan, angin kencang yang sedang melanda sebagian wilayah NTT saat ini juga memicu terjadinya gelombang pasang di wilayah perairan NTT, namun tingginya hanya berkisar antara 2,5-3 meter. "Secara keseluruhan, tinggi gelombang laut di wilayah perairan NTT berkisar antara 1-2 meter, namun di wilayah perairan sekitar Laut Sawu, selatan Pulau Rote dan Sumba serta Laut Arafura tinggi gelombang bisa mencapai tiga meter," katanya. Menurut dia, tinggi gelombang tersebut masih cukup aman bagi kapal-kapal feri milik PT (Persero) Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Kupang yang biasa melayani semua lintas penyeberangan di NTT. "Dari sisi gelombang laut tidak terlalu bermasalah bagi kapal-kapal feri, namun semuanya itu hanya bergantung pada kondisi kapal tersebut," ujarnya. Tjatur mengatakan, hingga tiga hari ke depan wilayah NTT masih dilanda angin kencang karena berdasarkan hasil foto citra satelit, tekanan udara di daratan Australia masih berada pada posisi statis. "Situasinya sangat fluktuatif dan sulit ditebak. Setelah reda, angin kencang bisa muncul kembali sesuai dengan perkembangan tekanan udara yang terjadi di daratan Australia," katanya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008