Makassar, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat. Peresmian ditandai secara simbolis dengan menandatangani prasasti dan pembukaan selubung tulisan Bandar Udara Sultan Hasanuddin. Acara peresmian di kawasan parkir bandara itu merupakan kegiatan pertama yang dilakukan Presiden selama kunjungan satu harinya di Makassar. Mendampingi Presiden pada acara peresmian adalah Menteri Perhubungan Djusman Syafii Djamal, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Meneg BUMN Sofyan Djalil. Setelah peresmian, Presiden dijadwalkan meninjau Gedung Bandara berdesain futuristik yang pembangunannya menelan biaya lebih Rp600 miliar itu. Selama acara persemian, Bandara Sultan Hasanuddin tetap beroperasi, hanya seluruh area Bandara ditutup untuk kendaraan pribadi dan umum selama enam jam, sejak pukul 06.00 hingga 12.00 WITA. Seluruh calon penumpang disediakan shuttle bus oleh pihak bandara untuk keluar masuk kawasan bandara. Aktivitas lepas landas dan pendaratan mengalami penundaan ketika kedatangan Presiden sekitar pukul 08.55 WITA. Presiden beserta rombongan dengan menggunakan pesawat khusus mendarat di Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin dari kunjungan kerjanya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dengan berkendaraan mobil, mereka lalu menuju bandara internasional Hasanuddin yang dibangun sejak 2005 dan mulai beroperasi penuh sejak 4 Agustus 2008 itu. Bangunan bandara bergaya futuristik dengan dekorasi utama dinding kaca, berpadu dengan ornamen Sulawesi Selatan. Lengkungan-lengkungan atap berjumlah sepuluh buah pada bangunan diterjemahkan sebagai ombak yang menjadi semangat masyarakat Bugis dan Makassar yang dikenal dunia sebagai pelaut tangguh. Kapal Phinisi khas Bugis digambarkan pada tiang lengkungan utama sedangkan langit-langit terminal mengambil motif kain sulam Mandar. Bandara internasional Sultan Hasanuddin berjarak 22 kilometer dari Kota Makassar itu menjadi lima kali lebih besar dari sebelumnya, yaitu 52 ribu meter persegi dengan kapasitas penumpang tujuh juta hingga delapan juta per tahun. Bandar udara Hasanuddin dinyatakan sebagai bandar udara internasional sejak 30 Oktober 1994 dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61/1994. Pada 28 Maret 1995 bandara itu mulai melayani penerbangan internasional perdana dengan penerbangan Malaysian Airlines System langsung dari Kuala Lumpur. Bandara baru itu memiliki appron seluas 78.800 meter persegi dengan 33 parking stand untuk pesawat berbagai ukuran seperti Cassa, seri Boeing 737, seri Airbus 330 hingga Jumbo Jet seri Boeing 747. Sebagai bandara untuk transit dengan kesibukan cukup tinggi, interior dilengkapi dengan 60 concession stand dan hotspot (wi fi) pada ruang keberangkatan. Sistem check-in sudah multi users sehingga tidak lagi memunculkan antrean panjang. Pembangunan bandara itu pembiayaannya murni dari PT Angkasa Pura I dan sepenuhnya menggunakan kontraktor serta konsultan lokal. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin merupakan gerbang penghubung menuju kota-kota lain di Indonesia Timur dengan pertumbuhan penumpang rata-rata per tahun 15-30 persen.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008