Biak (ANTARA) - Kalangan personel prajurit TNI AU di Kabupaten Biak Numfor, Papua, harus cerdas dalam menyikapi perkembangan lingkungan strategis, upaya adu domba, provokasi, serta penyalahgunaan media sosial, dan serangan siber.
"Tingkatkan pengamanan bandara dan pangkalan udara, pegang teguh netralitas TNI. Kembangkan sense of security dan sense of inteligence serta mantapkan soliditas dan sinergitas internal dan eksternal TNI," kata Perwira Pembantu 1 Bidang Perencanaan Staf Pengamanan TNI AU, Kolonel Khusus Budi Eko Pratomo, di Pangkalan Udara TNI AU Manuhua, Biak, Papua, Kamis.
Ia menyampaikan pesan Asisten Pengamanan Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Tyamsil Gustari Malik, dalam acara yang bertajuk safari Intelijen TNI AU di Ruang Sutarjono Pangkalan Udara TNI AU Manuhua.
Pratomo menjelaskan misi, fungsi, dan perkiraan intelijen TNI AU pada 2019, termasuk perkembangan lingkungan strategis regional, nasional, dan lokal. Sedangkan masalah lain yang perlu mendapat perhatian prajurit TNI AU, menurut dia, adalah masalah radikalisme, Marxisme Leninisme, ekstrimis kanan dan ekstremisme kiri.
"Serta ancaman narkoba di Biak, pencurian ikan, serangan cyber, penyalahgunaan media sosial, penyakit LGBT, keamanan obyek vital daerah, dan netralitas TNI," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Operasi Komandan Pangkalan Udara TNI AU Manuhua, Kolonel Penerbang Abram Tumanduk, pada dasarnya semua personel TNI AU di sana merupakan personel intelijen yang bertugas mengumpulkan informasi dan menyampaikannya kepada komando atas secara berjenjang.
"Harus dipahami mana informasi yang boleh dan tidak boleh disebar ke media massa. Informasi yang positif apabila disiarkan melalui media massa akan meningkatkan citra positif TNI Angkatan Udara, namun informasi yang negatif dan rahasia apabila disebar akan menurunkan citra positif TNI AU di mata masyarakat," kata Tumanduk.
Pewarta: Muhsidin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019