Yogyakarta (ANTARA News) - Film "Laskar Pelangi" arahan sutradara Riri Reza agaknya membawa kesan khusus bagi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X. Buktinya, sang Raja Kasultanan Ngayogyakarta tersebut sudah dua kali menontonnya. "Saya sangat senang karena tokoh sekelas Sri Sultan ternyata menaruh minat besar terhadap film Indonesia termasuk film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel saya dengan judul yang sama," kata penulis skenario film tersebut, Andrea Hirata, usai bertemu Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis. Andrea Hirata, yang juga penulis buku "Laskar Pelangi", mengatakan bahwa setelah pertemuannya dengan Sultan HB X, maka ada rencana Mira Lesmana selaku produser film dan Riri Riza mengajak Sultan menonton kembali gala premiere film "Laskar Pelangi" di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. "Kami juga akan mengajak puluhan guru-guru di Yogyakarta untuk menonton film ini," katanya. Jika semua rencana tersebut terlaksana, maka Sultan HB X bakal menonton "Laskar Pelangi" untuk ketiga kalinya. Andrea mengatakan, film tersebut cukup membanggakan karena gabungan dari akting dan sinematografi yang sangat memukau, serta kemasan cerita yang menarik. "Anak kecil pun pasti suka karena pemandangan yang indah akan memanjakan siapa pun yang menontonnya," katanya. Ia mengemukakan, awalnya ia pun tidak yakin film yang diangkat dari novelnya itu akan memperoleh sambutan positif dari penonton di Indonesia. Bahkan dirinya sempat tidak percaya diri untuk menonton film tersebut. Akhirnya, dengan mengundang wartawan di Jakarta, ia ikut menonton film tersebut. "Saat menonton, saya tidak mau bangku sebelah kanan dan kiri saya terisi oleh penonton," katanya. Ia mengatakan, dirinya sangat terkesan dengan karya sinematografi Riri Riza dan Mira Lesmana serta kawan-kawannya itu. Andrea menyatakan, sempat tidak percaya bahwa semua yang ingin disampaikan akhirnya tersaji dan terwakilkan di film tersebut. "Saya tidak membual, tapi percayalah, film 'Laskar Pelangi' adalah film terbaik di Indonesia," katanya meambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008