Beijing (ANTARA News) - Indonesia tidak perlu mengirimkan tim inspeksi ke China terkait skandal tercemarnya susu bubuk formula bayi, namun sebaiknya menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus itu kepada pemerintah setempat. "Saya pikir Indonesia tidak perlu mengirimkan tim inspeksi ke China untuk mengetahui seberapa jauh proses produksi susu formula. Kita serahkan sepenuhnya kasus ini untuk diselesaikan di intern China," kata Dubes RI untuk China, Sudrajat, di Beijing, Kamis. Menurut dia, pengiriman tim inspeksi ke China juga tidak terlalu efektif dan hanya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, mengingat pemerintah China sendiri telah sangat serius menyelesaikan masalah pencemaran susu bubuk formula bayi tersebut. Pemerintah China, katanya, pasca terjadinya skandal tersebut terlihat sudah sangat serius mengatasi masalah tersebut dan bahkan beberapa pejabat tinggi seperti Menteri Badan Pengawas Kualitas, Pemeriksaan dan Karantina (AQSIQ) China Li Changjiang, orang nomor satu yang paling bertanggung jawab terhadap keselamatan makanan, telah meletakkan jabatannya, di samping sejumlah inspektur di pusat dan daerah. Keseriusan lainnya yang dilakukan pemerintah China adalah ingin memperbaiki secara keseluruhan sistem pengumpulan susu mulai dari peternakan hingga pemasaran dalam upaya untuk mencegah terjadinya kasus serupa. Pihak AQSIQ telah mengirimkan 1.644 tim dan 387 kelompok kerja yang disebar ke seluruh pelosok China untuk memeriksa proses produksi produk susu dan turunannya. "Dari situ sudah tampak bahwa China sangat serius menangani masalah itu. China juga ingin tetap mempertahankan kesan di mata dunia internasional bahwa negaranya mampu memproduksi produk sesuai dengan standar dan keamanan internasional," kata Sudrajat. Terkait dengan kemungkinan adanya gangguan hubungan perdagangan kedua negara pasca larangan impor susu China oleh Indonesia, Sudrajat menilai hal itu tidak akan mengganggu hubungan perdagangan dan tidak ada upaya pemerintah China untuk membalas melarang impor produk asal Indonesia. "Tidak akan ada tindakan balasan dari China untuk menolak produk impor asal Indonesia. China menyadari bahwa memang telah terjadi kesalahan dalam sistem standarisasi produk susu," kata Sudrajat. Jurubicara Kementrian Luar Negeri China, Jiang Yu, mengatakan langkah-langkah konkrit telah diambil pemerintah untuk dapat mengatasi masalah itu, sehingga ke depan masyarakat internasional tidak perlu ragu lagi impor produk asal China. Menurutnya, AQSIQ telah berupaya seoptimal mungkin untuk mengatasi masalah itu dan China akan bertanggungjawab untuk segera menyelesaikan skandal tersebut. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008