Beijing (ANTARA News) - Sebanyak 92 negara berkembang dari berbagai belahan dunia berharap tidak saja menjadi sahabat, tetapi juga menjalin kemitraan kerja dengan China, ANTARA melaporkan dari Beijing, Kamis.Etienne Toyo Demanou dari Kamerun, yang mewakili wartawan dan pejabat media massa negara berkembang pada acara penutupan seminar radio dan televisi di Beijing, China, Rabu malam, mengatakan China berkembang sangat cepat di segala sektor termasuk bidang media massa.Seminar radio dan televisi bagi wartawan dan pejabat media massa tersebut diselenggarakan oleh pemerintah China pada 10-24 September 2008 antara lain dalam rangka membangun persahabatan dan kerjasama dengan negara-negara berkembang terutama di bidang media massa. Negara-negara berkembang lain patut melakukan kemitraan dan membangun kerjasama dengan negari tirai bambu tersebut, kata Toyo. Dia mengatakan apa yang telah mereka lihat dan amati selama berada di China akan mereka ceritakan kepada masyarakat di negara masing-masing. Menurut Toyo, walaupun pembangunan di China berjalan begitu pesat, negara tersebut tetap menjaga dan melestarikan keutuhan budaya yang telah ada sejak ribuan tahun silam. Peninggalan benda-benda dan tempat-tempat bersejarah seperti benda purbakala tersimpan dengan baik di museum, patung-patung Buddha raksasa yang terukir di dinding bukit, bangunan "Shaolin Temple", dan Tembok Raksasa China terawat dengan baik sehingga menarik ribuan pengunjung ke negara tersebut, katanya. Selama berada di China, para wartawan dan pejabat media massa negara-negara berkembang tersebut juga berkunjung ke beberapa stasiun radio dan televisi termasuk China Radio Internasional (CRI) and Central China TV (CCTV). Wakil dari Kantor Berita Nasional Indonesia, Perum LKBN ANTARA misalnya, sempat menemui pejabat CRI dan CCTV dan membicarakan kemungkinan kerjama pertukaran berita dan personel serta pelatihan bagi wartawan dan redaktur. Baik CRI maupun CCTV menyambut baik kemungkinan kerjasama tersebut dan berharap ANTARA dapat membuat proposal untuk maksud tersebut. Selain itu, ANTARA sebagai presiden Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) juga bertemu dengan manager pelatihan di lembaga pemerintah yang menangani radio, film dan TV (SARFT) China, Susan Shi Yuwei, dan berbicara tentang kemungkinan lembaga tersebut dapat memfasilitasi pelatihan bagi wartawan OANA. Susan menyambut baik kemungkinan itu dan akan membicarakannya dengan pihak managemen SARFT (State Administration of Radio, Film and TV of China), dan akan mengagendakan rencana pelatihan tersebut tahun depan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008