Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menyambut para santri asal Indonesia yang tergabung dalam delegasi "Santri untuk Perdamaian Dunia" yang menyambangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing.
Program "Santri untuk Perdamaian Dunia" yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama adalah salah satu ajang untuk menegaskan kembali peranan Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia.
Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sebagai bagian dari agenda kunjungan program "Santri untuk Perdamaian Dunia", pada Selasa (26/11), delegasi santri Indonesia itu berkunjung ke KBRI di Chaoyang District, Beijing dan disambut oleh Dubes Djauhari Oratmangun.
Dubes Djauhari dalam sambutannya menyampaikan gambaran mengenai sejarah panjang bangsa China yang melewati perkembangan politik, ekonomi, agama dan sosial budaya sehingga menjadikan China sebagai salah satu negara yang disegani saat ini.
"Kunjungan santri ke China adalah momentum untuk terus menyemai benih perdamaian, memahami peradaban dan belajar beragam kemajuan dari China," ujar Dubes Djauhari.
Dalam paparannya, dia juga menekankan pentingnya kegiatan saling kunjung antar masyarakat kedua negara, khususnya pelajar, mahasiswa dan santri.
Acara kunjungan ke KBRI Beijing itu dilanjutkan dengan penyematan pin lambang bendera Indonesia dan China secara simbolis oleh Duta besar RI kepada perwakilan delegasi Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.
Dalam kegiatan terpisah, delegasi santri juga berdialog dengan perwakilan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di China dan Lingkar Pengajian Beijing (LPB) mengenai masyarakat China yang secara umum menyambut baik para mahasiswa Muslim yang datang dari Indonesia, pendidikan pesantren, keberagaman dan perbedaan, serta kontribusi dan peranan santri untuk perdamaian dunia.
Baca juga: Indonesia berangkatkan Santri untuk Perdamaian Dunia ke China
Baca juga: Santri dan misi perdamaian dunia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019