Makassar, (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara menyiapkan delapan calon penerbang pesawat jet tempur Sukhoi menyusul rencana penambahan enam unit pesawat tersebut secara bertahap pada 2008 dan 2009.
"Masing-masing (calon penerbang Sukhoi) harus sudah mengantongi 300 jam terbang," kata Komandan Skadron 11 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Mayor Pnb Iko di Makassar, Rabu, di sela kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Subandrio ke Lanud Sultan /Hasanuddin.
Iko mengatakan, delapan calon penerbang Sukhoi itu dipilih dari penerbang F-5E Tiger, F-16 Fighting Falcon dan Hawk 109/209.
Menurut Iko, delapan calon pilot Sukhoi itu akan melaksanakan konversi terlebih dulu sebelum memantapkan kemampuan di Rusia.
"Kita sudah ajukan nama-nama mereka ke Mabes TNI AU dan saat ini mereka masih harus memenuhi jam terbang yang ditentukan di masing-masing satuannya," katanya.
Perjanjian pinjaman pembelian enam unit pesawat Sukhoi dari Rusia untuk TNI AU ditandangani oleh Depkeu, Bank Natixis Perancis di Kantor Menko Perekonomia, Jumat (5/9).
Hadir dalam acara tersebut perwakilan Dephan dan pihak Rosoboronexport (produsen) yang diwakili agennya di Indonesia Tri Mega.
Perjanjian itu tinggal menunggu persetujuan DPR. DPR telah berjanji untuk memberikan prioritas pembahasan pengadaan pesawat tersebut.
Perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualam enam pesawat tempur kepada Indonesia senilai 300 juta dolar AS (Rp2,85 triliun).
Enam pesawat itu terdiri dari tiga SU-30 MK2 dan tiga SU-27 SKM yang akan melengkapi empat Sukhoi yang sudah dimiliki TNI AU sejak September 2003.
Penandatanganan nota kesepahaman pengadaan enam pesawat tempur itu berlangsung saat pembukaan pameran kedirgantaraan Moskow 21 Agustus 2007.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008