Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, menguat sebesar 10 poin menjadi Rp9.325/9.340 per dolar AS dibanding sebelumnya Rp9.335/9.339, menyusul munculnya sentimen positif setelah pemerintah berhasil menekan tingkat korupsi seperti tercermin dalam skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi mulai dijalankan terutama reformasi di birokrasi, kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Rabu. Skor IPK Indonesia pada 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,3 dari 2,3 atau peringkat 143 pada 2007 menjadi 2,6 atau peringkat 126 pada 2008. Rully mengatakan, maraknya pemberantasan korupsi memberikan sentimen positif terhadap pasar yang mendorong pelaku berspekulasi membeli rupiah dan melepas dolar AS. Pemberantasan korupsi yang dilakukan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) menimbulkan kekhawatiran bagi aparatur negara yang "nakal", katanya. Selain itu, kenaikan rupiah juga akibat pelaku secara perlahan-lahan melepas dolar AS untuk mencari untung setelah beberapa hari lalu menguat. Dolar AS sendiri di pasar global yang sebelumnya terpuruk kini mulai pulih karena para pelaku menunggu keluarnya rencana pemerintah AS untuk mengeluarkan dana talangan sebesar 700 miliar dolar untuk memicu perbankan yang lumpuh akibat krisis kredit perumahan berisiko tinggi. Euro turun menjadi 1,4657 per dolar AS dari 1,4796 dolar dan dolar terhadap yen di New York naik menjadi 105,49 yen dari 105,42 yen. Dolar mengalami penurunan terhadap euro pada Senin di tengah berkembangnya kekhawatiran bahwa rencana penyelamatan pemerintah AS untuk sistem perbankan akan membebani keuangan AS. Menurut Rully, gejolak ekonomi baru-baru ini telah merusak ekonomi AS yang sudah rapuh dan penurunan suku bunga diperkirakan akan kembali terjadi. Karena itu rupiah pada sore nanti diperkirakan akan kembali membaik, karena sentimen positif itu mampu memicu untuk naik, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008