"Kedekatan hubungan pemerintah dan rakyat secara kekinian itu wajib. Kita harus kreatif dan inovatif, bagaimana birokrasi harus lebih responsif," katanya di Semarang, Selasa.
Baca juga: Jateng siap jadi "pilot project" perubahan revolusioner pendidikan
Baca juga: Gubernur Jateng tetapkan UMK 2020
Ganjar menjelaskan bahwa kreativitas dan inovasi untuk menjembatani kedekatan dengan masyarakat di Jateng dilakukan melalui media sosial dan aplikasi-aplikasi yang memudahkan rakyat, mulai dari "Lapor Gub" melalui media sosial hingga kemudahan pengurusan administrasi.
"Saya membuka laporan dari masyarakat 24 jam, maksimal 2 x 24 jam laporan dari medsos harus segera dijawab oleh teman-teman saya dari dinas ini. Sekarang maju 1 x 24 jam, dan dinas-dinas di Indonesia yang memiliki akun media sosial keseluruhan hanya ada di Jateng, semua centang biru (terverifikasi)," ujarnya.
Ke depan, lanjut Ganjar, birokrasi di Jateng akan menerapkan "paperless" atau "e-office' yang sistemnya saat ini sedang dirancang dan rencana akan diterapkan mulai tahun depan.
"Kecepatan itu harus disiapkan. Tahun depan akan menerapkan e-office, tapi mengubah perilaku sampai ke sana itu sulit. Intinya bagaimana birokrasi lebih responsif, saya bawa teknologi informasi ke dalam birokrasi," katanya.
Inovasi lain yang dilakukan di Jateng terkait kemiskinan, Ganjar menyebutkan dalam mengatasi kemiskinan harus ada keterkaitan dari pihak lain.
"Inovasinya kami mengajak pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan bersama. Pertama, kita lihat datanya dan kita perbaiki, kedua 'treatment' melalui APBD, dan ketiga mengajak perusahaan-perusahaan untuk bersama bergerak melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan CSR atau lainnya," ujarnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo sebut PNS bisa bekerja dari rumah
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019