Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore tetap merosot diatas angka Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku masih memburu dolar AS akibat gejolak ekonomi global. "Pelaku pasar masih memburu dolar AS ketimbang membeli rupiah, meski krisis keuangan di Amerika Serikat mengakibatkan sejumlah perusahaan keuangan AS ambruk," kata analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.310/9.315 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.290/9.329 per dolar AS atau melemah 20 poin. Rully Nova mengatakan, rupiah pada hari berikutnya kemungkinan akan masih tertekan pasar, karena kekhawatiran pelaku pasar masih tinggi. Apalagi laju inflasi di dalam negeri masih tinggi yang mendorong Bank Indonesia (BI) segera menaikkan kembali suku bunganya mengakibatkan pelaku lebih berhati-hati membeli rupiah, ucapnya. Pelaku pasar, lanjut dia saat ini tidak memperhatikan tingkat suku bunga BI Rate yang tinggi dibanding bunga dolar AS, mereka lebih cenderung menyelamatkan dananya dengan membeli dolar AS. Pasar agak panik, apalagi sejumlah pasar saham juga mengalami tekanan negatif, sehingga sejumlah saham banyak yang berguguran, katanya. Selain itu, menurut dia pelaku lokal melakukan aksi profit taking untuk mencari untung (gain) karena menjelang lebaran kebutuhan dana sangat besar. Sementara itu dolar AS turun tajam karena berkembangnya kekhawatiran bahwa rencana penyelamatan Washington sebesar 700 miliar dolar untuk mengambil alih kredit macet yang menggunung pada bank-bank AS, akan membebani keuangan AS. Euro naik menjadi 1,4677 dolar AS dari 1,4572 dolar. Dolar AS juga turun terhadap yen menjadi 106,30 yen dari 107,38 yen.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008