Singapura (ANTARA News) - Minyak mentah diperdagangkan dalam posisi "bervariasi" di perdagangan Asia, Selasa, menyusul melambungnya kontrak berjangka New York lebih dari 16 dolar. Kenaikan harian yang sangat tinggi itu sebagian berasal dari munculnya harapan rencana penyelamatan Amerika Serikat atas pasar finansialnya akan menghindarkan perekonomian global dari keruntuhan, kata para dealer. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November turun 19 sen menjadi 109,18 dolar per barel. Kontrak untuk pengiriman Oktober melonjak 16,37 dolar per barel menjadi 120,92 dolar pada penutupan di lantai perdagangan di New York Mercantile Exchange (Nymex) pada Senin. "Rally" tersebut sebagian dipicu oleh berbagai faktor teknis terkait berakhirnya masa kontrak Oktober pada penutupan perdagangan, kata para analis. Pada Senin, kenaikannya lebih besar dari rekor kenaikan sebelumnya 10,75 dolar AS yang terjadi pada 6 Juni. Sementara minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman November lima sen lebih tinggi pada posisi 106,09 dolar per barel, setelah meningkat 6,43 dolar ke posisi 106,04 dolar per barel pada Senin di London. "Ini merupakan kenaikan yang tak pernah terjadi sebelumnya," kata Antoine Halff, analis pada Newedge Group, kepada AFP. Harga minyak mengalami penurunan dari rekor tinggi di atas 147 dolar pada awal Juli, di tengah kekhawatiran melemahnya perekonomian global dan juga merosotnya permintaan energi. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008