New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah membubung tinggi pada Senin waktu setempat, mencatat kenaikan satu hari terbesar dalam perdagangan di New York, dipicu oleh rencana bailout finansial besar-besaran AS dan penurunan dolar AS.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, melambung 16,37 dolar AS per barrel, atau 16 persen menjadi ditutup pada 120,92 dolar AS.
Pada awalnya kontrak berjangka New York telah naik melewati batas 110-dolar AS untuk pertama kalinya sejak 29 Agustus dan diperdagangkan di posisi tertinggi 130,00 dolar AS.
Skala pasar New York market "rally" besar. Pada Senin, kenaikannya 62 persen lebih besar dari rekor kenaikan sebelumnya 10,75 dolar AS yang terjadi 6 Juni.
"Ini sebuah kenaikan yang tak pernah terjadi sebelumnya," kata Antoine Halff, analis pada Newedge Group.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik 6,43 dolar AS per barrel menjadi mantap pada 106,04 dolar AS.
Rally juga didorong oleh faktor teknikal terkait berakhirnya kontrak New York pada penutupan perdagangan, kata para analis.
Minyak mentah light sweet untuk November, acuan kontrak berikutnya, naik jauh lebih moderat 6,62 dolar AS menjadi mantap pada 109,37 dolar AS.
Sebelum kontrak Oktober berakhir, "para pelaku pasar dipaksa untuk membayar harga berkelebihan untuk melikuidasi posisi mereka," kata Halff.
Dia mengatakan rally telah dilebih-lebihkan oleh likuiditas pasar yang tipis karena kredit seret global.
Faktor lainnya pemicu kontrak Oktober, yang akan dikirimkan dalam jangka pendek: stok minyak mentah AS turun signifikan setelah produksinya terganggu di Teluk Meksiko oleh Badai Gustav dan Ike, kata Halff.
"Pantas dipertimbangkan jumlah produksi di Teluk Meksiko masih `offline` setelah Badai Ike," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
Pada Jumat, harga minyak melompat lebih dari enam dolar AS di New York dan empat dolar AS di London di tengah berita rencana bailout AS atas sektor finansial yang bermasalah.
Menurut para analis, bailout AS sebesar 700 miliar dolar AS, yang memerlukan persetujuan Kongres, telah mengendurkan kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di dunia itu sedang dibawa menuju kejatuhan.
"Banyak yang berharap pada rencana tersebut, yang masih harus melewati Kongres, akan membantu stabilitas pasar finansial dan menyelamatkan ekonomi dari kesuraman lagi, yang pada akhir mendorong pertumbuhan permintaan minyak AS," kata Michael Davies, analis pada broker Sucden di London.
Analis WTRG Economics, James Williams mengatakan: "Ketidakpastian rencana bailout barangkali akan mendominasi harga minyak untuk sebagian besar pekan ini. Hasilnya dapat lebih lezat untuk pasar."
Harga minyak Senin juga disokong oleh melemahnya dolar karena para investor mengkhawatirkan bailout pemerintah AS akan membebani ekonomi terbesar dunia tersebut. Sebuah pelemahan dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat.
Minyak dan komoditi lainnya biasanya dijadikan sebagai investasi yang aman ketika mata uang AS melemah.
Kekhawatiran tentang ketatnya pasokan "selalu bersembunyi di latar belakang," kata Phil Flynn, analis pada Alaron Trading. Pasar minyak juga fokus pada serangan militan terhadap perusahaan-perusahaan minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar kedua di Afrika.
Gerakan Emansipasi Delta Niger (MEND), kelompok bersenjata paling berpengaruh di selatan negara itu, menyatakan "perang minyak" pada Minggu.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008