Peshawar (ANTARA News) - Sedikitnya sembilan prajurit angkatan darat tewas Senin dalam serangan bom bunuh diri di Pakistan baratlaut, kata sejumlah pejabat.Jurubicara angkatan darat Mayor Murad Khan mengatakan kepada DPA, seorang penyerang bom menabrakkan kendaraannya yang mengangkut peledak ke markas pasukan keamanan di daerah Madyan di lembah Swat yang dilanda pergolakan di Provinsi Perbatasan Baratlaut."Tiga prajurit mati syahid di lokasi kejadian sedang enam orang lain meninggal di rumah sakit akibat-luka mereka," kata perwira tersebut.Sebelumnya, ribuan orang memprotes kematian tiga warga sipil yang menurut mereka akibat serangan bom militer.Demonstrasi itu mulai dilakukan setelah sebuah mortir menghantam sebuah rumah di daerah Allah Abad di distrik Swat, mengakibatkan seorang wanita dan dua anaknya tewas, kata wartawan setempat Nisar Ali Khan. Penduduk mengangkut mayat para korban itu ke kota Mangora, dimana markas militer itu berlokasi, yang berjarak sekitar 20 kilometer. Lebih dari 8.000 orang bergabung dengan mereka, sementara ribuan orang lagi berkumpul di jalan-jalan untuk mengungkapkan solidaritas mereka pada para pemrotes. Ketika para pemrotes itu tiba di Mangora, pasukan keamanan menggunakan gas airmata untuk membubarkan massa, namun demonstran yang marah bereaksi dengan melemparkan batu ka arah bangunan-bangunan pemerintah di kota itu. Beberapa orang cedera dalam bentrokan beberapa jam itu. Swat, sebuah daerah yang dulu menjadi tujuan wisata populer, dilanda pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Taliban sejak Oktober lalu ketika Islamabad menempatkan ribuan prajurit untuk menumpas pemberontakan para pengikut ulama radikal Maulana Fazlullah. Fazlullah meluncurkan pemberontakan bersenjata untuk menegakkan hukum Taliban di daerah itu. Pemerintah baru di Islamabad memulai perundingan perdamaian dengan kelompok militan tak lama setelah mereka berkuasa pada Maret, namun mereka memulai lagi ofensif sebulan kemudian ketika negosiasi itu tidak menghasilkan perdamaian untuk kawasan tersebut. Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008