Alat tersebut untuk menjawab tantangan perajin batik cap yang kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat.
“Teknologi perekayasaan alat batik cap berbasis otomasi ini bermanfat untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi produksi serta peningkatan kualitas batik cap,” tutur Kepala BBKB Kemenperin Titik Purwati Widowati lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemenperin: Batik kuasai pasar global
Titik berharap, diciptakannya alat tersebut mampu membantu para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan dapat berkolaborasi, serta bekerjasama dengan BBKB untuk dapat meningkatkan kapasitas produksinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing IKM Batik.
“Penggunaan teknologi untuk otomasi batik cap ini diharapkan dapat menjadi teknologi yang handal dan memiliki ketahanan yang tinggi dalam penggunaan untuk produksi skala massal,” ujarnya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Sony Sulaksono mengungkapkan, penggunaan teknologi digital pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sepenuhnya, yang menjadi penanda hadirnya era revolusi industri 4.0, kini mulai diterapkan dalam proses produksi batik.
Baca juga: Presiden Jokowi bersama keluarga borong batik di Pasar Beringharjo
“Tingginya permintaan batik akhir-akhir ini di satu sisi membuat industri pembuatan batik menjadi bergeliat lagi, namun sayangnya hal ini memiliki permasalahan tersendiri dalam hal peningkatan kapasitas produksi batik itu sendiri,” papar Sony.
Kendala tersebut tak lepas dari proses pembuatan batik yang panjang dan rumit serta peralatan digunakan masih terbatas baik secara teknologi maupun kemampuannya.
Terutama untuk peralatan produksi batik cap, yang saat ini masih mengandalkan tenaga manusia dalam proses pengecapan. Oleh karena itu, alat Cap Batik Otomatis Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) diharapkan dapat menjadi solusi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019