Jakarta (ANTARA) - Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) meraih penghargaan organisasi masyarakat (Ormas) Tahun 2019 Kategori Khusus Bakti Sepanjang Hidup (Long Life Achievement) dari Kementerian Dalam Negeri.
"Terima kasih untuk apresiasi ini. Penghargaan ini memotivasi kami untuk berbuat lebih banyak lagi untuk bangsa ini," kata Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa dalam Keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian kepada Khofifah. Penganugerahan Penghargaan Ormas Tahun 2019' diberikan pada beberapa ormas hingga pemerintah daerah yang dianggap berperan dalam pembinaan ormas.
Baca juga: Pelatihan menjadi "beauty agent" diberikan kepada Muslimat NU
Baca juga: Muslimat NU Trenggalek pecahkan rekor MURI sajian nasi gegok terbanyak
Khofifah mengatakan, saat ini anggota Muslimat NU berjumlah sekitar 32 juta orang yang tersebar di 34 pimpinan wilayah (PW), 524 pimpinan cabang (PC), 2.295 pimpinan anak cabang (PAC), dan 26.000 pimpinan ranting (PR).
Jumlah tersebut, lanjut Khofifah, termasuk jamaah yang tersebar di luar negeri dalam wadah Pimpinan Cabang Istimewa (PCI). Saat ini PCI Muslimat NU terbentuk di antaranya di Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Arab Saudi, Sudan, Belanda, dan Inggris.
"Dalam bergerak, Muslimat NU bukan hanya berbicara soal kuantitas, tapi juga komitmen untuk berperan aktif membangun negeri melalui layanan pendidikan, sosial keagamaan, kesehatan serta ekonomi," tambah Gubernur Jawa Timur tersebut.
Baca juga: Halal bi halal Muslimat NU Malaysia undang penceramah alumni Al-Azhar
Baca juga: Khofifah minta Muslimat ikut hentikan ujaran kebohongan
Di sektor pendidikan, Muslimat NU saat ini membina sekitar 9.800 TK dan RA, sekitar 16.500 Taman Pendidikan Al Quran. Sedangkan di bidang kesehatan saat ini mengelola 74 rumah sakit dan klinik .
Sementara di bidang sosial saat ini mengelola 134 panti asuhan dan bidang ekonomi, Muslimat NU memiliki induk koperasi An Nisak serta 143 Koperasi Primer An Nisak serta lebih 69 ribu majelis ta'lim.
Menurut Khofifah, pekerjaan rumah terbesar bagi perempuan Indonesia saat ini adalah memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat upaya memecah belah bangsa sudah masuk hingga wilayah privat keluarga.
"Peran Ibu jauh lebih besar dari sekadar mengasuh dan membesarkan anak dan juga mengurus keluarga. Ibu punya peran strategis menanamkan rasa cinta tanah air, persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghindarkan keluarga dari pengaruh narkotika, radikalisme, terorisme, dan lain sebagainya," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi silaturahmi dengan Muslimat NU dan ulama Cianjur
Baca juga: Kiai Ma'ruf sampaikan tausyiah pada pengajian Muslimat NU
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019