Jakarta, (ANTARA News) - Harga-harga kebutuhan pokok pada bulan puasa dan menjelang hari Lebaran diperkirakan tidak akan terlalu bergejolak mengingat masa panen beberapa komoditas yang tengah terjadi sehingga inflasi bulan tersebut berpotensi rendah. "Potensi selalu ada," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di Jakarta, Senin saat ditanya kemungkinan lebih rendahnya inflasi September 2008 dibanding periode yang sama tahun lalu, 0,79 persen. Hingga pekan ketiga 2008, katanya, kelompok bahan makanan yang memiliki porsi terbesar dalam baki perhitungan inflasi cenderung mengalami penurunan harga, kecuali pada daging ayam ras, telor dan daging sapi. "Panen-panen yang waktunya pas. Beras selama sepanjang tahun ini tidak menunjukan kenaikan yang berarti atau masih flat, padahal inflasinya tinggi. Harga minyak goreng masih turun September ini, cabe merah dan cabe rawit juga. Demikian juga dengan gula pasir," katanya. Apalagi, tambahnya, isu beredarnya daging sapi dan ayam gelonggongan kemungkinan juga akan mengurangi konsumsi masyarakat. Sedangkan pada kelompok non makanan, Rusman mengatakan pihaknya melihat masih adanya kontribusi dari kenaikan harga elpiji akhir Agustus lalu pada baki inflasi bulan September ini. "Kalau soal sandang, industri sudah mengantisipasi dengan menjaga stok hingga akhir tahun ini. Tetapi kemungkinan dorongan inflasi dari sektor transportasi menjelang hari Lebaran ini masih cukup tinggi," katanya. Secara umum, katanya, dorongan inflasi dari kelompok makanan lebih mengkhawatirkan daripada kelompok non makanan karena bobot yang kecil pada perhitungan baki inflasi dan antisipasi pasokan. Pada Agustus lalu, BPS mencatat inflasi sebesar 0,51 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 9,40, dan inflasi year on year 11,85 persen. Pemerintah menargetkan inflasi akhir tahun 2008 sebesar 11,5-12,5 persen.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008