Jakarta (ANTARA) - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengatakan akan membangun kembali fasilitas yang sempat hilang di kawasan seni Taman Ismail Marzuki sehingga memperbanyak ruang- ruang baru untuk seniman berekspresi pascarevitalisasi selesai.
"Kami akan membangun kembali fasilitas yang sempat hilang seperti Teater Arena atau Wisma Seni untuk para seniman yang akan pentas di TIM dan butuh tempat untuk menginap," kata Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Darwoto saat ditemui di kantornya Thamrin City, Senin.
Dwi mengatakan juga selain membangun area- area yang sempat hilang di masa lalu, Jakpro akan menambahkan ruang terbuka hijau dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki dari yang sebelumnya hanya ada 11 persen menjadi 27,2 persen.
Baca juga: Seniman TIM tolak pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan
Baca juga: Setelah XXI ditutup, akan dibangun bioskop baru di TIM
Baca juga: Jakpro fokus tingkatkan interior-eksterior fase kedua revitalisasi TIM
Lebih lanjut, ruang terbuka hijau itu nantinya dapat digunakan oleh para seniman untuk berlatih persiapan pentas ataupun melakukan aktivitas seni lainnya.
Penambahan ruang terbuka hijau di Taman Ismail Marzuki itu juga berfungsi mendukung konsep bangunan ramah lingkungan yang sederhana.
"Selain penambahan RTH, TIM akan lebih terbuka bahkan sampai ke Jalan Cikini Raya aksesnya terbuka," kata Dwi.
Meski demikian, salah satu seniman yang aktif di Taman Ismail Marzuki Arie F Batubara mengatakan usaha Jakpro untuk membangun kembali tempat- tempat yang pernah hilang seperti Teater Arena dan Wisma Seni tidak tepat.
"Artinya mereka harus hancurkan benar- benar teater yang masih ada itu karena lahannya dulu disitu," kata Arie.
Sebelumnya, para seniman menolak adanya pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan pusat kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Kami bukannya menolak revitalisasi TIM, yang kami tolak pembangunan hotelnya. Itu kan tidak sesuai dengan citra TIM sebagai art center," kata salah satu seniman TIM Arie F Batubara saat dihubungi.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019