Bandarlampung, (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal, memastikan bahwa kapal feri berusia tua yang masih beroperasi di jalur pelayaran Selat Sunda di Pelabuhan Bakauheni (Lampung) ke Merak (Banten) telah melalui pengecekan dan perbaikan, sehingga hanya kapal yang dinilai laik yang dapat dioperasikan selama angkutan Lebaran tahun 2008 dan bukan kapal tua yang rawan mogok. Kepada wartawan, setelah meninjau Terminal Induk Rajabasa dan Stasiun KA Tanjungkarang, di Bandarlampung, Minggu petang, Menhub mengakui masih banyak kapal berusia tua beroperasi di Bakauheni-Merak dengan total jumlah feri mencapai 32 kapal.Namun, kapal feri itu, sebelum Lebaran telah "didocking" atau diperbaiki dan dilihat semua kelaikannya untuk dapat dinyatakan bisa berlayar mengangkut penumpang. "Kalau kapal-kapal tua itu berpotensi mogok atau rusak saat berlayar, pasti tidak akan diizinkan berlayar," katanya. Menhub juga menyebutkan adanya tambahan kapal feri baru yang dikelola pengusaha kapal di Bakauheni-Merak yang telah diizinkan untuk beroperasi. Dari 32 kapal yang ada di jalur pelayaran itu, menurut Menhub, hanya sekitar 20-22 kapal feri saja yang dinyatakan siap beroperasi melayani penumpang selama Lebaran tahun 2008 ini. "Jumlah kapal sebanyak itu sudah cukup bisa melayani penumpang Bakauheni-Merak," kata Menhub pula. Secara terpisah, Manajer Operasional PT ASDP Cabang Bakauheni, Zailis Anas, membenarkan adanya tambahan armada baru kapal feri di jalur pelayaran Bakauheni-Merak pada Lebaran tahun ini. "Ada sebanyak tiga kapal feri baru yang siap beroperasi di Bakauheni-Merak pada Lebaran ini, sehingga menambah armada kapal reguler di jalur pelayaran ini menjadi sebanyak 28 buah kapal yang siap berlayar saat ini," kata Zailis lagi. Diantara tiga kapal feri baru itu, adalah KMP Lautan Teduh, dan dua KMP baru lain yang telah dinyatakan dapat beroperasi di Bakauheni-Merak mulai tahun 2008 ini. Sebelumnya, para anggota Komisi V DPR RI, diantaranya anggota dari daerah pemilihan Lampung, meninjau kesiapan angkutan lebaran di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (20/9), mengingat jalur pelayaran itu merupakan jalur laut vital menghubungkan Jawa-Sumatera.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008