Taipei (ANTARA) - Partai berkuasa Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen, Senin, mengecam China sebagai "musuh demokrasi" setelah muncul klaim baru soal intervensi China dalam dunia politik di pulau tersebut menjelang pemilu presiden dan badan legislatif 11 Januari.

Tuduhan campur tangan itu, yang dilaporkan oleh media Australia, bersumber dari seorang warga China pencari suaka di Australia yang mengatakan dirinya adalah mata-mata China.

China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayah keramatnya yang akan diseret ke bawah kendali Beijing -- jika perlu dengan kekuatan, mencap pria tersebut penipu.

Ketua Partai Progresif Demokratis (DPP) Cho Jung-tai, yang mendukung kemerdekaan resmi Taiwan, menyebutkan perlu diadakan penyelidikan lebih lanjut, mengingat bahwa banyak berita hoaks yang berasal dari China.

"China musuh demokrasi. Openen, pesaing paling ambisius Taiwan saat ini juga China," kata Cho saat konferensi pers di Taipei.

Di antara sejumlah tuduhan yang dilontarkan, ia mengaku telah membantu membimbing perhatian media secara positif pada beberapa politisi Taiwan tertentu, termasuk lawan utama Pemimpin Tsai, Han Kuo-yu dari Partai Kuomintang, yang akrab dengan China.

Cho mengatakan sementara Kuomintang merupakan oponen langsung dalam pemilihan, tantangan terbesar berasal dari China. Ia menggambarkan China sebagai "kekuatan penghancur paling dahsyat."

Sumber: Reuters

Baca juga: Dugaan campur tangan China kacaukan kampanye pemilihan umum Taiwan

Baca juga: China tawarkan lebih banyak peluang bisnis untuk perusahaan Taiwan

Baca juga: Menhan China: Penyelesaian 'soal Taiwan' kepentingan nasional terbesar

WNI di Taipei berlebaran bersama Wali Kota Ko Wen Je

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019