“Penyelenggaraan pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan/keinginan dari pelanggannya,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Senin.
Pameran tersebut menjajakan aneka makanan dan minuman dengan harga khusus, misalnya macam-macam wafer, cokelat, makanan ringan, makanan khas daerah, seperti empek-empek hingga ragam makanan lainnya.
Baca juga: Kemenperin optimistis industri kosmetik kian berdaya saing
Sigit menyampaikan, industri makanan dan minuman merupakan sektor penting yang menunjang industri pengolahan non migas, di mana sektor industri ini menyumbang lebih dari sepertiga atau 36,49 persen dari PDB industri pengolahan non migas sampai dengan triwulan III tahun 2019.
Peningkatan di sektor industri makanan akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pengolahan non migas maupun PDB nasional.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman sampai dengan triwulan III Tahun 2019 (c-to-c) mencapai sebesar 7,72 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan Pertumbuhan industri non migas yang mencapai 4,48 persen maupun pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04 persen.
Untuk itu, lanjut Sigit, ajang pameran yang digelar Kemenperin menjadi ajang promosi untuk mendorong produktivitas industri makanan dan minuman nasional.
“Saya mengharapkan pameran ini dapat berlangsung dengan baik, sukses dan memberikan dampak positif dalam pengembangan industri makanan dan minuman Indonesia,” ujar Sigit.
Baca juga: Kemenperin hidupkan kembali peran koperasi industri kreatif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019