Jakarta (ANTARA News) - Bintang sepakbola Indonesia tahun 1970-an Ronny Pattinasarany atau bernama asli Roland Hermanus Pattinasarany, dimakamkan di area Heroes` Plaza (Plaza Para Pahlawan) Taman Pemakaman San Diego Hills (SDH), Karawang Barat, Jawa Barat, sekitar pukul 15.00 WIB, Minggu.
Pemakaman tersebut dihadiri oleh ratusan kerabat, pejabat serta fungsionaris PSSI , antara lain Ketua Kehormatan PSSI Agum Gumelar, serta sahabat Ronny semasa masih menjadi pemain sepakbola tahun 1970-an, antara lain Risdianto, Rully Nere, dan Herry Kiswanto.
Di deretan tempat duduk keluarga inti almarhum, tampak ibunda Ronny, Ny.Olie, istri almarhum Ny.Stella Maria, serta empat orang anaknya, Benny, Yerry, Cita dan Pieter. Pada kesempatan itu, Ny.Olie dan Benny tampak duduk di atas kursi roda.
Almarhum Ronny Pattinasarany mendapat kehormatan dari pihak SDH untuk dimakamkan di kawasan `Heroes` Plaza, sebuah kawasan di taman pemakaman tersebut yang dikhususkan untuk orang-orang yang berjasa kepada Tanah Air.
Pihak keluarga yang dimakamkan di kawasan tersebut tidak perlu membayar lahan pemakaman dan biaya perawatan selamanya.
Acara pemakaman tersebut diwarnai keharuan saat Ketua Kehormatan PSSI Agum Gumelar menyerahkan bendera Merah Putih kepada istri almarhum, Ny.Stella Pattinasarany, sebagai pengakuan atas jasa-jasa almarhum dalam memajukan persepakbolaan Indonesia.
Dengan mata berkaca-kaca, Stella Maria sambil duduk mendekap erat bendera tersebut di dadanya, memejamkan mata, diam terpaku tidak memperdulikan bidikan para wartawan foto.
Saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat, beberapa pelayat sempat menitikkan air mata menyaksikan ibunda Ronny, Ny.Olie menangis keras seraya mengatakan berkali-kali, "Ron, selamat jalan...selamat jalan."
Sementara itu, dalam sambutannya Agum Gumelar menyatakan bahwa almarhum Ronny Pattinasarany telah berjasa memajukan dunia persepakbolaan Indonesia sekaligus menjadikan dirinya sebagai seorang legendaris sepakbola Indonesia.
"Mari lanjutkan prestasi yang telah dibuat almarhum," kata Agum.
Ronny Pattinasarany meninggal dunia pada Jumat (19/9) sekitar pukul 13.30 WIB di RS.Omni Batavia Medical Center Pulomas, Jakarta Timur, setelah berjuang melawan penyakit kanker pankreas dan hati sejak diketahui mengidap penyakit itu pada Desember 2007.
Menurut catatan ANTARA News, perjalanan karir pria kelahiran Ambon, Maluku, 9 Februari 1949 tersebut, dimulai saat dia menjadi pemain sepakbola di klub Persatuan Sepakbola Makasar (PSM) Junior tahun 1966. Hanya dalam tempo dua tahun dia berhasil masuk tim inti PSM Makassar.
Dari Makassar, Ronny pindah ke Klub Warna Agung (1978-1982) dan menyabet berbagai penghargaan. Tahun 1982 dia pindah lagi ke klub Tunas Inti dan setahun kemudian gantung sepatu beralih profesi menjadi pelatih.
Beberapa klub yang telah dilatih Ronny, antara lain Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija Jakarta.
Saat melatih Petrokimia, Ronny berhasil membawa klub tersebut memenangkan berbagai piala kejuaraan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008