Islamabad (ANTARA News) - Serangan jibaku atas hotel Marriott di Islamabad, ibukota Pakistan, menewaskan 53 orang dan melukai 266 lagi, kata pemimpin kementerian dalam negeri Rehman Malik kepada wartawan pada Minggu."Saya dengan prihatin mengumumkan bahwa 53 orang tewas dan 266 lagi cedera," katanya."Penyerangnya memakai 600 kilogram bahan peledak, yang menyebabkan kawah selebar 59 kaki (sekitar 17,7 meter) dan sedalam 24 kaki (lebih kurang 7,2 meter)," katanya.Kendaraannya adalah truk barang, yang biasa dipakai untuk mengangkut batu dan puing, katanya. "Sasaran pembomnya adalah hotel Marriott," katanya, "Mereka memakai jenis bahan peledak RDX dan TNT bermutu tinggi." Satu warga negara Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas akibat serangan jibaku atas hotel Marriott di Islamabad, ibukota Pakistan, pada Sabtu, kata pejabat rumahsakit dan keamanan kepada kantor berita Prancis AFP. "Kami mendapatkan mayat satu orang warga negara Amerika Serikat, yang tewas akibat ledakan itu," kata jurubicara Lembaga Ilmu Kedokteran Pakistan, Wasim Khawaja, kepada AFP. Jurubicara kedutaanbesar Amerika Serikat Lou Fintor menolak menanggapi segera kematian tersebut. Seorang pejabat keamanan menyatakan orang Amerika Serikat itu termasuk di antara sedikit-dikitnya dua orang asing tewas akibat ledakan bom truk tersebut, yang juga mencederai sekitar 200 orang. Regu penolong Pakistan pada Minggu menemukan jenazah Dutabesar Republik Ceko Ivo Zdarek dari reruntuhan hotel itu, kata pejabat. Kematian tersebut dipastikan Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani. Jurubicara kedutaan Ceko hanya memastikan bahwa dutabesar hilang sejak hari sebelumnya. Pejabat keamanan menyatakan jenazah dutabesar itu dibawa ke gedung kedutaan Ceko. Menurut laporan AFP dari Praha, ibukota Ceko, dutabesar Ceko di Pakistan tewas akibat serangan jibaku di hotel tersebut, yang juga menewaskan sedikit-dikitnya 60 orang, kata televisi umum Ceko CT 24 dalam laporannya pada Minggu. Ivo Zdarek menghubungi kedutaannya sesaat setelah pemboman itu pada Sabtu malam, dari dalam hotel tersebut dan ia minta ditolong, namun tidak terdengar apa pun sejak itu, kata orang kedua pada kedutaan itu, Jaroslaw Kalfirt, kepada AFP di Islamabad. Kalfirt menyatakan upaya bersama dengan pemerintah Pakistan ke tempat pemboman itu gagal. Bom truk jibaku itu juga membakar bangunan di ibukota Pakistan tersebut. Pasukan keamanan dalam negeri di negara bersenjata nuklir itu, yang merupakan kesatuan penting dalam menghadapi kelompok Alqaida dan kelompok pejuang lain, mendapatkan kejadian terburuk dalam dua tahun terahir. Pemboman itu bercirikan serangan Alqaida atau kelompok ikutannya, kata pejabat sandi Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah presiden baru Pakistan Asif Ali Zardari, duda mendiang mantan perdana menteri Benazir Bhutto, menyampaikan pidato pertamanya di parlemen, yang terletak beberapa ratus meter dari ledakan tersebut, menegaskan bahwa terorisme akan dibasmi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008