Denpasar (ANTARA News) - Tiga dari sembilan korban pesawat China Airlines yang sempat dilarikan ke RSUP Sanglah Denpasar Sabtu (20/9) sore, hingga kini masih dalam perawatan intensif. Dua dari mereka harus menjalani rawat inap di ruang Wing Internasional, sedang seorang yang lain masih harus mendapat observasi yang lebih menyeluruh pada ruang Intensive Care Unit (ICU). Petugas pada Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUP Sanglah ketika dihubungi ANTARA, Minggu mengatakan, korban pesawat "oleng" yang masih harus menjalani perawatan itu adalah mereka yang mengalami cedera cukup berat. Ketiga pasien masing-masing Huang Yung Te (61/L) yang mengalami patah tulang tangan, Huang Hui Chin (32/L) patah tulang belakang, dada dan pinggang, serta Chang Yung An (28/P) menderita trauma pada batang otak. Sementara enam pasien yang lain, seluruhnya telah dipulangkan ke pihak biro perjalanan wisata yang mengurus kedatangan mereka sebagai pelancong ke Pulau Dewata, kata petugas medis. Direktur Pelayanan Medis RSUP Sanglah, dr Wayan Sutarga yang dihubungi terpisah, membenarkan bahwa pihaknya masih harus merawat tiga korban China Airlines yang mengalami cedera berat. "Sembilan korban memang sempat masuk rumah sakit. Namun karena yang lain kondisinya tidak begitu parah, kami sarankan rawat jalan," katanya. Dari kesembilan korban tersebut, delapan di antaranya berkewarganegaraan Taiwan, sedang seorang yang lain berkebangsaan China. Sebetulnya, kata petugas, jumlah korban yang sempat mengalami luka-luka pada kecelakaan pesawat yang mengalami turbulensi saat melintas di udara Filipina itu, tercatat 29 korban. Namun demikian, 20 korban yang lain kondisinya hanya luka lecet dan ringan-ringan saja, sehingga tidak harus mendapat perawatan di rumah sakit terbesar di Bali itu. Pesawat China Airlines CAL 687 yang mengangkut 339 penumpang mengalami turbulensi saat melintas di ruang hampa udara sekitar 35 ribu kaki di atas Filipina. Asisten Manager Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Bali, Moch Dimyati mengatakan, pesawat jenis Boeing 747-400 yang berangkat dari Taiwan menuju Bandara Ngurai Rai Bali, di angkasa Filipina mengalami nasib buruk seperti itu. Namun demikian, pesawat bernomor registrasi B-18211 tersebut berhasil meneruskan perjalanan hingga kemudian mendarat di Bandara Ngurah Rai, Sabtu siang, sekitar pukul 14.05 Wita. (*)

Copyright © ANTARA 2008