Beijing (ANTARA) - Kepolisian Shanghai mengungkapkan bahwa Wang Liqiang yang mengaku sebagai mata-mata China yang meminta suaka politik kepada Australia merupakan seorang mantan tahanan.
Dalam unggahan di akun Weibo pada Sabtu (23/11), Kepolisian Shanghai menyebutkan bahwa Wang sedang diburu untuk dimintai keterangan terkait kasus penipuan senilai 4,6 juta yuan atau sekitar Rp9,2 miliar.
Baca juga: Penulis Australia Dr Yang Hengjun dituduh spionase oleh otoritas China
Dia sebelumnya divonis hukuman penjara selama 15 bulan pada 2016 atas kasus penipuan, demikian kKepolisian Shanghai dikutip Global Times, Minggu.
Menurut Kepolisian Shanghai, pria berkaca mata tersebut bertolak menuju Hong Kong pada 10 April lalu dengan menggunakan paspor China dan dokumen identitas permanen residen Hong Kong yang dipalsukan.
Wang sendiri mengaku berusia 26 tahun yang berasal dari Nanping, Provinsi Fujian, di wilayah pesisir timur China.
Baca juga: Politisi Australia: Pengungkapan mata-mata China oleh media meresahkan
Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa kasus tersebut masih dalam penyelidikan.
Kepolisian Shanghai mengeluarkan pernyataan tersebut setelah The Sydney Morning Herald melaporkan bahwa Wang membelot ke Australia.
Baca juga: China sebut dua anggota parlemen Australia harus mengakui kesalahan
Koran itu menyebutkan bahwa Wang diperintahkan untuk mengecoh perhatian operasi senyap guna mengacaukan gerakan prodemokrasi di Hong Kong dan sebagai upaya campur tangan dalam pemilu Taiwan pada 2020.
Kepada koran itu pula Wang mengaku memegang paspor China bernomor EA6120226, kartu identitas permanen residen Hong Kong, dan paspor Korea Selatan bernomor M35772699 yang digunakannya untuk menjalankan misi spionasenya.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019