Kendari (ANTARA News) - Pendulang emas dari berbagai wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) maupun dari luar daerah terus berdatangan ke lokasi tambang di Kabupaten Bombana untuk mendulang emas. Sekda Kabupaten Bombana, H Idrus Effendi Kube, yang dikonfirmasi mengenai hal itu, Minggu, mengatakan jumlah mereka yang sudah berada di lokasi pertambangan diperkirakan mencapai 30.000 orang lebih. Dikatakannya, setiap hari rata-rata 1.000 hingga 2.000 orang mendatangi lokasi pertambangan emas itu dengan membawa peralatan seperti linggis, wajan dan sekopang. Dua lokasi penambangan yang menjadi sasaran para pendulang emas di Kabupaten Bombana adalah Desa Raurau, Kecamatan Rarowatu, yang merupakan lokasi pertama ditemukannya bahan tambang itu, dan Desa Wububangka, Kecamatan Rarowatu Utara. Kedua wilayah kecamatan merupakan pemekaran dari Kecamatan Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana. Menurut Sekda, terus mengalirnya penambang emas datang ke Kabupaten Bombana akibat lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan poros provinsi. Sehingga, banyak di antara penambang mengajak istri dan anak mereka ikut mendulang emas. "Penduduk asli Bombana justru tidak banyak yang ikut mendulang emas, yang banyak adalah warga pendatang dari sejumlah kabupaten di Sultra. Bahkan ada yang berasal dari wilayah provinsi lain seperti Sulsel, Sulbar, Palu, Kalimantan dan dari Pulau Jawa," katanya. Ia mengatakan Pemkab Bombana sudah melakukan identifikasi terhadap warga pedatang dari luar kabupaten, dengan memberikan kartu identitas sementara yang dikeluarkan kepala desa setempat. "Cepat atau lambat, pemerintah daerah akan menertibkan lokasi pertambangan tersebut. Tujuannya untuk menghindari kesalahpahaman antar warga yang dikhawatirkan bisa mengarah pada tindakan sejumlah oknum yang mengklaim lokasi tambang emas itu adalah milik mereka," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008