Jakarta (ANTARA News) - Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki Sabtu menerima permintaan mundur yang diajukan partainya yang secara efektif akan mengakhiri pemerintahan sembilan tahun yang ditandai dengan kemakmuran ekonomi tapi dirusak penyalahgunaan kekuasaan. Kongres Nasional Afrika sudah bulat menggeser presiden yang didukung investor karena kebijakan pro-bisnisnya ini setelah bertahun-tahun perang dingin antara partai dengan dirinya yang dipicu oleh pemecatan wakil presiden Jacob Zuma dalam skandal korupsi tahun 2005. Pekan lalu seorang hakim mengesampingkan tuduhan korupsi terhadap Zuma yang sekarang menjadi pemimpin ANC dan menduga ada konspirasi politik tingkat tinggi dalam kasus itu. Pernyataan hakim ini memacu perlawan militan kubu pro-Zuma dalam partai untuk meminta Mbeki mengundurkan diri. Pendukung setia Mbeki berjuang untuk menyelamatkan kepresidenan Mbeki tapi tidak dapat mengubah pendirian komite eksekutif partai, badan pembuat kebijakan penting yang dikendalikan musuh Mbkei. Komite ini pula yang mengumumkan pemecatan Mbeki dalam konferensi pers yang dramatis di luar Johannesburg. "Ia tidak memperlihatkan keterkejutan atau depresi. Ia menyambut baik berita itu dan setuju bahwa berpartisipasi dalam proses parlemen," kata Sekjen ANC Gwede Mantashe ketika mengumumkan keputusan partai tersebut. Beberapa jam kemudian Mbeki mengumumkan menerima keputusan itu. "Menyikapi keputusan Komite Eksekutif Nasional, Kongres Nasional Afrika, untuk mencopot Presiden Thabo Mbeki, presiden wajib (mematuhinya) dan akan mundur setelah semua persyaratan konstitusi dipenuhi," demikian pernyataan kantor kepresidenan Afsel. Keputusan itu harus disahkan oleh parlemen kendati ini hanya formalitas mengingat duapertiga kursi di parlemen di kuasai ANC. Manuel bertahan Pengunduran diri itu mungkin akan menimbulkan ketidakstabilan politik di negara yang menjadi pusat kekuatan ekonomi Afrika selama 14 tahun pasca berakhirnya pemerintahan minoritas kulit putih. Demi stabilitas, ANC akan meminta sejumlah menteri kabinet Mbeki, termasuk Menteri Keuangan Trevor Manuel yang dihormati pasar, untuk tetap pada jabatan mereka selama periode transisi. Kantor Manuel mengatakan ia tidak akan mundur demi menenangkan investor yang tengah khawatir. Mbeki, yang memerintah Afrika Selatan sejak mengambilalih kekuasaan dari Nelson Mandela pada 1999, sedianya akan meninggalkan jabatannya pada 2009. Kepemimpinannya di ANC diambilalih Zuma tahun lalu lewat persaingan sengit yang makin memecah kesatuan partai itu. Zuma, tokoh sayap kiri terkenal di ANC, serikat dagang dan sekutu komunisnya, adalah pesaing ketat untuk menggantikan Mbeki. Tidak jelas apakah ia dengan segera akan melangkah ke jabatan itu karena Zuma mesti memasuki parlemen dan kabinet sebelum berada di posisi presiden. Wakil Presiden Phumzile Mlambo-Ngcuka mungkin akan menerima jabatan presiden tapi ia telah mengisyaratkan mundur mengikuti Mbeki dan kemungkinan akan disusul oleh para menteri dan ketua parlemen. Parlemen mungkin akan memilih presiden baru dalam 30 hari di mana Baleka Mbete, ketua parlemen dan pendukung setia Zuma, disebut sebagai yang paling mungkin memimpin pemerintah transisi. "Jika anda mempertahankan sejumlah anggota kabinet tetap tinggal di pemerintahan, saya tidak akan memperkirakan reaksi pasar akan berlebihan," kata ahli strategi Citigroup Leon Myburgh. "Namun anda harus melihat reaksi pasar terhadap seseorang (yang dianggap penting). Pejabat penting seperti Menteri Keuangan Trevor Manuel akan menjadi faktor bagaimana pasar bereaksi." Mbeki dan Manuel telah memimpin pemerintahan dengan pertumbuhan ekonomi bagus dan terlama di negara ini. Namun serikat dagang yang sangat berpengaruh telah mengecam pemerintah karena menempatkan kepentingan masyarakat bisnis dan kaya di depan rakyat biasa yang jutaan diantaranya hidup miskin. Sekutu sayap kiri ANC juga menuduh Mbeki dan para pembantunya merencanakan untuk memfitnah Zuma sehingga memupus harapannya menggantikan Mbeki, tapi pemimpin Afrika Selatan itu berulangkali membantah terlibat dalam rencana itu. Pemecatan Mbeki diambil hanya satu pekan setelah ia mencetak keberhasilan terbesar dalam karir politiknya yaitu menengahi perjanjian pembagian kekuasaan di Zimbabwe yang dapat mengakhiri konflik menahun di negara tetangga Afsel itu. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008