Jakarta (ANTARA) - Puluhan pedagang pisang yang tergabung dalam Paguyuban Jakarta Timur (JT) 52 berencana menyambangi kantor Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin (25/11).

Mereka ingin menyampaikan sejumlah persoalan terkait rencana relokasi imbas perluasan proyek double-double track (DDT) oleh PT KAI.

"Ada beberapa hal yang ingin kita diskusikan dengan Pak Gubernur DKI, kaitan rencana relokasi kami karena adanya lanjutan proyek DDT," kata Ketua Peguyuban Pedagang Pisang JT 52, Yus Rustandi, di Jakarta, Minggu.

Pedagang berharap kepada Anies untuk difasilitasi tempat berjualan yang lebih representatif. Salah satunya di lahan dekat Food Station dekat Depo Cipinang.

"Kita mintanya di dekat Depo kereta karena tidak jauh dari sini. Kita pindahin barang dagangan juga gampang," katanya.

Baca juga: Pedagang pisang Pisangan Timur berharap direlokasi

Baca juga: Omzet pedagang daun pisang meningkat

Baca juga: Pisang goreng madu Bu Nanik, dulu disangka gosong kini diborong

Namun pedagang yang sudah berjualan pisang sejak 40 tahun silam itu hingga kini belum memperoleh izin dari pemilik lahan yakni, PT Telkom.

"Kami juga ingin mendiskusikan dengan Pak Gubernur kaitan dengan waktu pengosongan lahan yang terlalu mepet," katanya.

Sejak surat peringatan pertama pengosongan lahan disampaikan petugas kecamatan setempat pada Senin (18/11), Yus dan teman-temannya belum memperoleh tempat baru yang representatif.

Surat peringatan itu mengharuskan sekitar 80 pedagang pisang mengosongkan lahan di sisi Jalan Pisangan Timur paling lambat akhir November 2019.

"Kita juga butuh waktu relokasi agak lama karena ini kan pisang gampang busuk, sulit juga cari tempat baru," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019