gotong royong seperti yang dilakukan di gereja ini tanpa memandang perbedaan agama
Langgur (ANTARA) - Semangat kebersamaan "ain ni ain" yang diwariskan para pendahulu bagi masyarakat Kei harus tetap dijaga dan dilestarikan dalam hidup keseharian, kata Bupati Maluku Tenggara M Thaher Hanubun, ketika memimpin bakti sosial di gereja Ego Eli Danar Ohoiseb, Sabtu.
Ia mengatakan, sudah beberapa kali aksi bakti sosial di rumah ibadah baik gereja maupun masjid di daerah ini dilakukan secara bersama-sama, dan hal ini dimaksudkan untuk membuka wawasan tentang kebersamaan.
"Saya mau membuka wawasan kita semua tentang kebersamaan yang sudah ada sejak pendahulu kita, yang pada intinya kita adalah satu (ain ni ain). Salah satu bentuknya yakni semangat "maren" atau gotong royong seperti yang dilakukan di gereja ini tanpa memandang perbedaan agama," kata Thaher.
Maren sudah dikenal masyarakat di Kei sejak ratusan tahun lalu, dimana pembangunan masjid atau gereja dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat di daerah itu tanpa memandang perbedaan agama yang dianut.
Baca juga: Kawasan Elat-Maluku Tenggara dibersihkan secara gotong royong
Baca juga: Kodim 17/14/PJ bersama warga karya bakti merehab gereja
"Tanpa melihat perbedaan serta harta (sumbangan) yang kita berikan untuk bangunan ini, dengan aksi kita ini maka kasih juga akan tetap ada, seperti ungkapan pendahulu kita "harta i bulir minan i umat" yang artinya, kekayaan itu dia datang dan pergi, tapi kasih itu tetap ada," kata Thaher.
Ia menambahkan, untuk membantu pembangunan gereja ini, Pemda Malra telah memberi bantuan sebesar Rp300 juta, dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Sementara itu Pendeta Y Pattinama mengungkapkan, bakti sosial yang dilakukan sungguh luar biasa, karena ada perhatian pemerintah setempat terhadap masyarakat/umat GPM Danar Ohoiseb, dan seluruh umat sangat merespon baik.
"Untuk menjaga kebersamaan yang sudah ada sejak leluhur dengan aksi ini, sangat tepat dengan melihat kondisi perkembangan zaman saat ini yang mulai mengikis nilai kebersamaan," ujarnya.
"ASN kebanyakan bagi masyarakat di wilayah ini melihat mereka sebagai orang yang memiliki jabatan, namun kini mereka turun bekerja bersama membantu umat di sini, maka ini satu langkah yang baik," tambahnya.
Baca juga: Uskup: tradisi toleransi di Maluku harus dipertahankan
Baca juga: Toleransi beragama di Maluku makin kuat
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019